Berkat Relaksasi Kredit, Pengusaha EO Tetap Bisa THR ke Karyawannya

Berkat Relaksasi Kredit, Pengusaha EO Tetap Bisa THR ke Karyawannya

Inkana Putri - detikFinance
Senin, 11 Mei 2020 13:18 WIB
Gedung Pusat Bank BRI
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu sektor yang terkena dampak akibat pandemi COVID-19. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk membantu pelaku UMKM agar dapat bertahan. Salah satunya dengan menetapkan kebijakan kepada pelaku usaha perbankan untuk memberikan pendampingan dan relaksasi kredit bagi pelaku UMKM.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memberikan relaksasi kredit bagi para debitur UMKM BRI yang mengalami kesulitan. Hal ini dialami oleh seorang pengusaha Event Organizer, Aldino Noormares (25).

"Sejak SMA saya sudah ikut Event Organizer (EO), lalu saya melihat di wilayah Tasikmalaya usaha ini memiliki peluang yang besar terutama untuk acara pernikahan sehingga saya memutuskan untuk punya usaha sendiri. Tidak hanya event pernikahan, tetapi juga event-event lainnya." ungkapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait dampak COVID-19, Aldino mendapat keringanan dari Bank BRI berupa penangguhan pokok dan perpanjangan cicilan atas pinjaman yang dilakukan untuk membiayai usahanya. Sejak tahun 2017, Aldino mengembangkan usaha Event Organizer dan Wedding Decoration di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Berawal dari hobi dan keingintahuannya tentang EO sejak SMA, kini usahanya mengalami perkembangan pesat hingga dapat mempekerjakan 20 karyawan.

Saat awal merintis, Aldino membiayai usahanya dari uang tabungan sendiri dari kerja sambilan saat kuliah serta dari investor yang membantunya. Namun seiring dengan perkembangan usahanya yang kian meningkat, ia memutuskan untuk menambah modal usaha hingga melalui pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI pada September 2019.

ADVERTISEMENT

Ia mengatakan dalam sebulan, pendapatan kotor yang diperoleh sebesar Rp 200 - 250 juta. Setelah dikurangi dengan biaya produksi serta menggaji karyawannya, pendapatan rata-rata dari usahanya tersebut tercatat mencapai Rp 40 - 50 juta per bulan.

Pada pertengahan Maret 2020, Aldino mendapat informasi bahwa pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menerapkan physical distancing dan menghentikan kegiatan yang mengumpulkan massa. Kebijakan tersebut tentu berimbas pada usahanya dan semua kegiatan usahanya pun berhenti dan menunggu hingga waktu yang tak tentu.

"Pandemi COVID-19 sangat berdampak pada usaha saya, bahkan biasanya di bulan Ramadhan saya dapat tambahan permintaan dari acara buka bersama dan acara - acara lainnya, sekarang semuanya berhenti. Sebagian besar karyawan saya rumahkan dan hanya beberapa yang masih saya pekerjakan," tuturnya.

Meski usahanya berhenti sementara, Aldino mengakui masih membayar cicilan kreditnya hingga April 2020. Namun, mengingat pandemi yang belum berakhir dan banyak event yang dibatalkan, ia akhirnya mengajukan relaksasi kredit ke BRI dimana per bulan Mei 2020, ia mendapat penangguhan pokok pinjaman dan perpanjangan selama 3 bulan dari BRI.

"Setelah mengetahui dari media bahwa pemerintah akan memberikan keringanan kepada pelaku UMKM, saya mencoba mengajukan ke BRI, dan disetujui. Terima kasih BRI yang sudah membantu kami pelaku usaha di tengah situasi seperti ini. Saya optimis setelah pandemi ini berlalu, usaha saya kembali berjalan dan saya tetap rajin membayar cicilan," imbuhnya.

Selain itu, meskipun usahanya mengalami penurunan dan sepi permintaan, ia tetap memutuskan untuk memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada karyawan sesuai dengan perjanjian kerja. Hal ini dilakukan agar silaturahmi dah hubungan kerja dengan karyawannya tetap terjalin.

"Itu sudah menjadi tanggung jawab Saya kepada rekan kerja sekaligus saya ingin tetap menjalin silaturahim dengan mereka. Situasi seperti ini memang berat, namun saya harus bertahan dan tetap membantu karyawan saya," ungkapnya.

Aldino juga memutuskan untuk beralih profesi sementara dengan menjadi supplier barang di toko online. Di tengah keadaan yang sulit ini, tidak membuatnya patah semangat dan tetap mencari alternatif lain untuk bisa bertahan dan mengisi waktu luangnya.

"Usaha online sangat laku saat ini, saya coba dapat keuntungan dari margin penjualan. Saya juga mau memberi semangat kepada pelaku usaha lainnya. Saya juga sedang melanjutkan studi S2, keadaan ini juga memberi semangat untuk saya untuk tetap berusaha untuk menghidupi keluarga dan membiayai kuliah saya," pungkasnya.




(mul/mpr)

Hide Ads