Omzet pedagang jamu turun drastis di tengah pandemi COVID-19. Padahal ketika virus Corona merebak di Indonesia banyak masyarakat yang mulai sadar untuk mengonsumsi ramuan tradisional, salah satunya jamu.
Sejumlah pedagang jamu yang ditemui detikcom menuturkan, hal itu bisa jadi disebabkan banyaknya konsumen yang pulang kampung. Pedagang jamu tenda bernama Rino mengungkapkan dagangannya mulai sepi sejak banyak yang mudik. Dia biasa menjajakan jamu di kawasan Dr. Saharjo, Jakarta Selatan.
"Ya orangnya sekarang pada pulang kampung sih. Lagi sebelum waktunya Corona sih lumayan (pembelinya). Orang mau Lebaran pada pulang kampung," kata dia saat berbincang dengan detikcom, Selasa malam (2/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak saat itu omzetnya turun dari yang biasanya Rp 400-500 ribu menjadi Rp 250-300 ribu.
Mul, pemilik toko jamu di Petamburan, Jakarta Barat juga menduga sepinya pembeli di saat Corona mewabah lantaran konsumennya pada pulang kampung.
"Karena ekonomi juga, pelanggan-pelanggan banyak yang pulang kampung," sebutnya.
Sementara itu, Pedagang jamu di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Budi menilai kini masyarakat sudah mulai abai dengan virus Corona. Padahal saat pertama kali wabah tersebut muncul di Indonesia, jamunya laris manis. Kini justru seret.
"Sudah biasa saja. Masalahnya masyarakat sudah, ya kayak nggak nyata lah virusnya. Jadi masyarakat sudah nggak mikirin," tambahnya.
(toy/eds)