Pedagang Pasar Waswas Omzet Turun karena Ganjil-Genap Kios Ala Anies

Pedagang Pasar Waswas Omzet Turun karena Ganjil-Genap Kios Ala Anies

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 16 Jun 2020 07:30 WIB
Pemprov DKI Jakarta sudah mengizinkan pasar non pangan buka mulai hari ini. Pemprov juga memberlakukan kebijakan ganjil genap di setiap kios. Artinya, kios yang bernomor ganjil cuma boleh buka di tanggal ganjil, begitupun sebaliknya. Hal ini juga berlaku di Pasar Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin (15/6/2020).
Foto: Herdi Alif Al Hikam
Jakarta -

Pemprov DKI Jakarta kembali mengizinkan pasar nonpangan buka mulai kemarin. Pemprov juga memberlakukan kebijakan ganjil genap di setiap kios.

Artinya, kios yang bernomor ganjil cuma boleh buka di tanggal ganjil, begitupun sebaliknya. Hal ini juga berlaku di Pasar Pondok Labu, Jakarta Selatan.

Haris, seorang pedagang yang ditemui detikcom mengatakan pengelola pasar pun sudah menginstruksikan pemberlakuan ganjil genap di tiap kios.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya dari pengurus sudah bilang ada ganjil genap. Kalau toko saya kan ngambil dua kios. Satu ganjil, satu genap. Saya buka yang ganjil," ujar Haris ditemui di Pasar Pondok Labu, Senin (15/6/2020).

Dari pantauan detikcom, memang dari beberapa kios yang sudah buka pun bernomor ganjil, sesuai tanggal 15 yang merupakan angka ganjil. Beberapa toko bernomor genap juga ditutup.

ADVERTISEMENT

Terlihat beberapa kios yang sudah buka di antaranya toko baju, toko pakaian dalam, hingga beberapa toko emas. "Toko saya ganjil, besok kayaknya nggak buka," ujar Ismi pedagang lainnya.

Namun kebijakan Pemprov DKI Jakarta untuk menekan penyebaran Corona ini justru dikeluhkan pedagang. Apa alasannya?

Kebijakan ganjil-genap kios pasar ternyata bisa berimbas ke omzet para pedagang. Hasan misalnya, seorang pedagang di Pasar Pondok Labu, Jakarta Selatan mengaku pendapatannya bisa berkurang sampai 50%.

"Ya iya lah jelas berkurang, kita buka udah cuma setengah hari. Nggak tiap hari juga, hitungan kasar aja ya 50% mah ada turunnya kali ya, lebih kali," kata Hasan ditemui detikcom di kiosnya.

Sehari saja, Hasan mengatakan bisa mendapatkan omzet Rp 300-500 ribu dari berjualan baju. Sementara itu seminggu dia cuma bisa buka toko setidaknya 4 hari saja.

"Hitungannya sehari kan bisa gopek, kalau seminggu Rp 3,5 juta, kasar aja ini mah. Ya 50% itu bisa hilang. Ini juga belum tentu kan kita langsung ramai lagi," ujar Hasan.

Sama juga seperti Ipah, dia memprediksi pendapatannya bakal merosot. Namun, menurutnya lebih baik buka toko daripada tidak sama sekali.

"Turun mah kayaknya iya, setengah mah ada kali, jualan jadi selang-seling kan. Tapi ya daripada nggak jualan sama sekali, insyaallah ramai dah dibuka lagi toko," ungkap Ipah.



Simak Video "Video Keluh Kesah Pedagang Pasar Gembrong Baru: Pendapatan Sering Nol"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads