Kondisi perekonomian Indonesia diprediksi semakin menurun di kuartal II-2020, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan ekonomi nasional akan negatif 3,8% pada kuartal II tahun ini.
Hal itu diungkapkannya saat menjadi pembicara kunci pada acara Townhall meeting Kementerian Keuangan secara virtual, Jumat (19/6/2020).
Dia mengatakan merosotnya perekonomian Indonesia diakibatkan oleh kebijakan pembatasan sosial. Kemerosotan ekonomi tidak hanya dialami Indonesia, melainkan seluruh dunia, bahkan ekonomi global diprediksi banyak lembaga internasional defisit hingga 7%.
"Kita beruntung pada kuartal I bertahan di 2,97%. Namun kuartal II kita alami tekanan kemungkinan dalam kondisi negatif, BKF (Badan Kebijakan Fiskal) bilang -3,8%," kata Sri Mulyani.
Untuk mengantisipasi penurunan ekonomi, Sri Mulyani menyebut pemerintah sudah merancang program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dengan anggaran mencapai Rp 695,2 triliun. Anggaran ini menyasar sektor kesehatan, jaring pengaman sosial alias bantuan sosial (bansos), dan dukungan dunia usaha berupa insentif pajak hingga fasilitas kredit.
Melalui program PEN, Sri Mulyani berharap ekonomi nasional pada semester II atau kuartal III dan IV-2020 bisa kembali bangkit sehingga laju pertumbuhan ke jalur positif.
"Jadi kondisi apakah semester II atau kuartal III dan kuartal IV apakah kita sudah bisa pulih, sudah tertuang dalam postur APBN yang baru," jelasnya.
Simak Video "Video Sri Mulyani soal Inflasi RI Rendah: Tak Terkait dengan Daya Beli"
[Gambas:Video 20detik]