Pede, BI Ramal Pertumbuhan Ekonomi RI 6% Tahun Depan

Pede, BI Ramal Pertumbuhan Ekonomi RI 6% Tahun Depan

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 22 Jun 2020 18:15 WIB
Economist Intelligence Unit (EIU) memprediksi perekonomian Indonesia tumbuh pesat tahun ini. Pertumbuhan itu disebut melampui negara tetangga Malaysia.
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2020 akan menurun dan membaik kembali pada 2021 mendatang.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengungkapkan pada 2020 pertumbuhan ekonomi diprakirakan berada pada kisaran 0,9%-1,9% pada 2020 dan kembali meningkat menjadi 5%-6% pada 2021.

"Pertumbuhan tersebut disertai dengan inflasi yang terjaga dalam sasarannya 3% plus minus 1%" kata Onny dalam siaran pers, Senin (22/6/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan defisit transaksi berjalan diprakirakan sekitar 1,5% produk domestik bruto (PDB) pada 2020 dan di bawah 2,5% - 3% PDB pada 2021. Onny menjelaskan kontraksi perekonomian global berlanjut, sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan menurun, meskipun saat ini tekanan mulai berkurang.

BI menempuh respons bauran kebijakan untuk memitigasi risiko dampak COVID-19 terhadap perekonomian, serta bersinergi erat mengambil langkah kebijakan lanjutan yang diperlukan secara terkoordinasi dengan pemerintah dan KSSK untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta pemulihan ekonomi nasional.

ADVERTISEMENT

Saat ini ketidakpastian di pasar keuangan mulai mereda karena penyebaran COVID-19 yang melandai. Pembatasan aktivitas ekonomi sebagai langkah penanganan COVID-19 berisiko menurunkan pertumbuhan ekonomi global 2020 lebih besar dari prakiraan awal.

Namun, kontraksi volume perdagangan dunia dan penurunan harga komoditas tidak sedalam prakiraan sebelumnya. Respons kebijakan dan relaksasi pembatasan kegiatan ekonomi mulai mendorong kegiatan ekonomi di beberapa negara.

Seiring dengan itu, risiko ketidakpastian global menurun, dan mendorong aliran modal ke negara berkembang serta mengurangi tekanan nilai tukarnya, termasuk Indonesia.

BI menyebut penurunan ekspor sejalan dengan kontraksi perekonomian global, sementara konsumsi rumah tangga dan investasi menurun sejalan dengan dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Bank Indonesia memprakirakan proses pemulihan ekonomi mulai menguat pada kuartal III 2020 sejalan relaksasi PSBB sejak pertengahan Juni 2020 serta stimulus kebijakan yang ditempuh.

"Perkembangan tersebut disertai dengan ketahanan eksternal perekonomian yang tetap baik, inflasi yang rendah, serta stabilitas sistem keuangan dan kelancaran sistem pembayaran yang tetap terjaga. Namun, risiko pandemi COVID-19 tetap perlu terus dicermati," kata dia.



Simak Video "Video: BI Sebut Daya Tahan Ekonomi RI Lebih Tinggi Dibanding AS-China"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads