Senapan yang diproduksi oleh Milan mirip dengan senjata yang dipakai oleh seorang penembak jitu dalam film-film, karena lengkap dengan peredam suara dan teropong untuk membidik sasaran. Milan merancangnya khusus untuk senapan kaliber 4,5 mm. Kaliber ini bisa diperjualbelikan secara bebas di Indonesia. Di Indonesia, ada Desa bernama Cipacing, Kecamatan Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat yang menjadi sentra senapan angin.
"Kita jual kaliber 4,5 mm. Ini standar internasional yang boleh dijual secara legal," kata Milan saat berbicang dengan detikFinance, di acara INACRAFT, JCC Senayan, akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Milan menceritakan awal mula dirinya masuk ke bisnis senapan 'sniper'. Ia dahulu bekerja sebagai karyawan pabrik senapan angin di dalam negeri.
Selama 20 tahun bekerja, terbesit di benaknya untuk memulai usaha. Dimulai pada 2005, ia berani merintis usaha sebagai perawat senapan angin kemudian secara perlahan-lahan menerima order pembuatan senapan.
"Saya dulu terlalu lama kerja di pabrik, sehingga ketika di desa untuk mengawali usaha dari nol. Tani nggak bisa cangkul, cocok tanam nggak bisa berladang akhirnya ke bisnis ini," ujar Milan.
Milan mengaku menjalani usaha secara mengalir saja tanpa rencana yang rumit. Ia tidak memasang target, Milan juga ternyata tidak penah memanfaatkan senapan ciptaannya untuk menembak binatang.
"Sampai sekarang belum pernah tembak binatang saya kasihan. Saya jual senjata. Dapat uangnya atau keuntungnya," ujarnya.
Milan bercerita kerap didatangi konsumen yang ingin memasan senapan di atas ketentuan pemerintah, atau di atas 4,5 mm. Secara kemampuan, ia sanggup menciptakan, namun terlalu berisiko.
"Yang minta di atas standar banyak. Tapi saya tahu risiko dan akibatnya. Saya hari ini makan, tapi kemudian kalau kena hukum 40 tahun mending nggak," sebutnya.
Kini hasil ketekunannya bersama 3 orang karyawan mampu memproduksi 50 unit senapan angin setiap bulannya. Rata-rata konsumennya datang di seluruh Indonesia.
(hen/dnl)