Pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, 35 tahun ini merintis Tokopedia dengan modal nekat. Ia menamakannya dengan modal bambu runcing. Menurutnya, berbisnis startup di awal 2000-an masih sangat asing mengingat penetrasi internet belum sebesar seperti sekarang saat ini.
"Di Indonesia ini belum punya role model orang berhasil dari startup. Beda sekali di Amerika Serikat sudah ada Steve Jobs dan lainnya. Pertanyaan kedua, pasar belum menjanjikan, berbeda dengan negara lain," ucap William dalam acara d'preneur di ICE Palace Lotte Shopping Avenue, Jakarta Selatan, Rabu (21/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tanpa pengalaman dengan modal nekat tersebut, dirinya masih cukup beruntung, ada kenalannya yang akhirnya memberanikan jadi investor membangun Tokopedia.
"Kegigihan saya meyakinkan orang akhirnya tahun 2009 dapatkan permodalan. Yang saya lakukan balik ke kampus saya di Bina Nusantara. Saya tanya bagaimana saya bisa hire putra-putri terbaik di universitas. Mereka bilang Anda bisa partisipasi di job expo," tutur William.
Namun, masalah selanjutnya yakni perusahaan start up yang sama sekali masih baru di Indonesia.
"Ternyata saya berdiri di job expo tak ada satu pun mahasiswa yang daftar ke Tokopedia. Di depan boot saya ada bank besar, dia hire buat posisi SPG, tapi yang daftar orang ribuan. Karena saat itu orang belum ada aspirasi sama sekali bekerja di startup," ungkap William. (hns/hns)