Nailatul membuat tas motif batik dan dipasarkan di Aceh, wilayah Sumatera, Jawa, hingga tersebar ke negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Tak hanya di ASEAN, tas racikan Nailatul juga 'melenggang' ke Norwegia, Spanyol, dan Denmark.
"Awal mula saya merintis sewaktu masih tinggal di Banda Aceh pada tahun 2006. Saat itu saya hanya membuat manik-manik untuk jilbab yang biasa dipakai dan disukai para konsumen," ujar Nailatul yang akrab disapa Mi Cut, kepada detikfinance, Senin (27/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Pada tahun 2009, hasil karya saya banyak diminati oleh pembeli. Waktu itu pasokannya hanya dikirim ke Kota Medan, Sumatera Utara. Alhamdulillah, kalau sekarang sudah ada pesanan dari luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam, Norwegia, Spanyol, Denmark dan Amerika Serikat," sebut Mi Cut.
Baca juga: Bikin Bunga Hiasan, Perempuan Aceh Ini Raup Untung Jutaan Rupiah
Di rumah sederhanya itu usaha dengan meski tanpa plang nama terpasang namun, Mi Cut menamakan usahanya dengan nama Syirkatunnisa yang artinya perkumpulan para perempuan. Di tempat itulah Mi Cut setiap hari membuat kerajinan tangan bordir khas Aceh seperti Dompet, Tas Keong, Sovenir, Tas Mini dan Mukenah dengan kualitas ekspor.
![]() |
"Saya saat ini telah dan terus membimbing serta memfasilitasi 60 orang perajin dengan berbagai jenis sesuai pesanan. Harganya sangat dinamis, mulai dari Rp10.000 hingga Rp350.000. Alhamdulillah, sebulannya dapat untung belasan juta rupah," tutur Mi Cut.
Dia berharap semoga ke depan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara semakin memperhatikan usaha yang dikelolanya ini dengan memberikan pelatihan-pelatihan kepada pekerja agar pertumbuhan ekonomi masyarakat terus meningkat dan menekan pengangguran sehingga tingkat kriminalitas teratasi. (hns/hns)