Modal Awal Rp 3 Juta, Bisnis Katering Ini Raup Omzet Ratusan Juta

Modal Awal Rp 3 Juta, Bisnis Katering Ini Raup Omzet Ratusan Juta

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 01 Mei 2019 19:45 WIB
Foto: Dok Pribadi Riezka Sari
Jakarta - Riezka Sari pemilik katering halalfood.co terbilang sukses dalam membangun bisnis. Bagaimana tidak, dari latar belakang pendidikan psikologi dan bermodal minim, ia mampu mencetak omzet penjualan hingga ratusan juta.

Ia pun berbagi kisah dalam membangun bisnis ini. Menurutnya, membangun bisnis ini bukan hal mudah.

Riezka bercerita, darah wirausaha memang mengalir dalam tubuhnya, sang ayah memiliki sejumlah restoran di beberapa wilayah di Indonesia. Namun, saat lulus kuliah ia belum tertarik dengan bisnis kuliner sehingga ia berani membuka bisnis salon kecantikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu 2012, usaha salon kecantikannya menemui kendala. Pasalnya ia menerapkan cara pijat yang berbeda dari salon kebanyakan, yakni memijat namun tetap ditutupi oleh kain.

"Tapi konsep itu tidak disukai oleh pelanggan akhirnya usahanya nge-drop. Nah dari situ, saya mulai bingung karena biasanya terima uang banyak dan ini nggak. Terus saya ada 4 asisten yang saya pikir harus dikurangi 3 orang, ibu saya bilang harus percaya sama hitungan Allah, harus yakin mereka bisa dibayar," ujar Riezka saat berbincang dengan detikFinance, Rabu (1/5/2019).

Bisnis katering halalBisnis katering halal Foto: Dok Pribadi Riezka Sari

Usai meredupnya usaha salon, Riezka makin mendekatkan diri kepada Allah, ia semakin rajin datang ke Masjid untuk berdoa dan meminta petunjuk.

Hingga akhirnya, beberapa hari kemudian Riezka ingin sekali makan durian. Ia mendatangi penjualnya dan mendapatkan durian satu pak senilai Rp 120 ribu. Menurut Riezka, harga tersebut terlalu mahal.

"Itu durian yang sudah dikupas, tapi kayaknya mahal banget kalau durian aja Rp 120 ribu, akhirnya saya tanya kalau saya mau jual lagi berapa? Saya dapat harga Rp 80 ribu. Karena mau cepat laku, saya jual Rp 100 ribu, kan saya masih untung Rp 20 ribu," imbuh wanita kelahiran 18 Juli 1986 ini.

Dari hal-hal seperti itu Riezka mulai mengumpulkan keuntungan untuk modal selanjutnya. Riezka selalu melihat peluang yang ada di sekitar dia dan keluarganya. Misalnya, ketika ia mengantar anaknya sekolah, Riezka mendapati pempek yang rasanya enak namun dengan harga murah.

Saat itu ia memiliki ide dengan menjadi reseller penjual pempek tersebut. Ia menjual satu paket pempek Rp 45.000 untuk 10 buah dengan kemasan yang baik.

"Saya jualin dengan packaging agar tidak kelihatan murahan. Ibu pempek itu juga sudah saya kasih keuntungan. Jadi saya dapat untung dan si ibu juga bisa jual lebih banyak setiap harinya, sama-sama untung," imbuh dia.

Bisnis katering halalBisnis katering halal Foto: Dok Pribadi Riezka Sari

Selanjutnya, Riezka mengumpulkan ibu-ibu di sekitar tempat tinggalnya untuk berjualan makanan seperti asinan, lemper, risol yang dimasukan ke halalfood.co. Dengan halalfood.co ia berniat untuk syiar dan berusaha untuk memberikan manfaat kepada banyak orang.

Ia juga memperkerjakan ibu-ibu rumah tangga yang statusnya single mom atau orang tua tunggal yang memang menjadi tulang punggung keluarga.

"Memang semuanya berangkat dari kebutuhan ekonomi, waktu itu dengan bergabung di halalfood.co saya dan mereka tidak pernah menyangka jika kebanjiran order dari yang dulu 250 biji seminggu, jadi 250 sehari," ujar dia.

Dia mulai serius untuk memulai usaha. Modal awal yang digelontorkan justru fokus untuk pemasaran melalui media online.

Jadi, ia membuat website dan brosur dengan harga Rp 3 juta. Sedangkan untuk masakan ia mengandalkan sistem pre order untuk menekan permodalan.

"Karena tidak ada modal jadi pre order dulu. Harga yang saya berikan juga murah Rp 15 ribu per porsi, setelah mereka bayar saya masak dan kirim. Dari situ saya mulai dapat keuntungan dan uangnya diputar untuk pesanan berikutnya alhamdulillah ini berjalan baik," kata ibu 3 anak ini.

Riezka mantap memulai usaha katering tersebut pada 2015. Bermodalkan media sosial dan informasi dari mulut ke mulut, kini halalfood.co sudah mampu memproduksi makanan dalam jumlah cukup besar. Setiap paket katering dibandrol mulai dari Rp 19 ribu - Rp 27 ribu, harga akan berbeda jika pembeli menjadi pelanggan bulanan.

Kini omzet per bulan rata-rata Rp 100 juta - Rp 120 juta setiap bulannya. Angka itu belum dihitung dengan pesanan prasmanan.

"Alhamdulillah omzet sebulan di luar profit itu sudah besar. Saya selalu melayani pesanan meskipun tidak dalam jumlah besar asalkan lokasinya masih terjangkau. Jadi tidak melulu yang ratusan paket, 50 paket juga saya layani," imbuh dia.

Bisnis katering halalBisnis katering halal Foto: Dok Pribadi Riezka Sari

Riezka juga melayani katering untuk pesanan bulan Ramadan. Setiap harinya ia menyiapkan 150 paket makanan untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya yang tidak menjalankan ibadah puasa.

"Kalau untuk bulan puasa, kita kirimnya dua kali ya untuk jam 9 dan jam 2 siang. Kan mereka teman teman yang non muslim juga susah cari makan, ada ibu menyusui dan ibu hamil juga," ujar dia.

Untuk menjaga kualitas kateringnya, Riezka mengaku rajin memeriksa akun instagram atau sarana promosi katering besar lainnya. Ia mempelajari sedikit demi sedikit apa saja yang dilakukan oleh usaha katering lainnya.

Selain itu, ia juga senang mengajak teman-teman memasaknya untuk makan di restoran sebagai sarana belajar masakan baru. Jadi sambil refreshing sambil cari referensi menu baru.

Dalam berbisnis, Riezka juga mengaku pernah mendapatkan komplain dari pelanggan. Namun ia menghadapi dengan sabar dan berusaha untuk menanggapi dengan baik agar bisa berdiskusi dengan pelanggan.

"Saya senang terima komplain tapi dengan kalimat yang baik. Justru saya takut sama yang tidak komplain itu, tahu-tahu hilang," jelas dia.

Riezka membagikan tips untuk anak muda yang ingin memulai usaha. Dia bilang, dalam bisnis jangan mudah menyerah ketika membuka usaha, jika ditekuni maka usaha tersebut akan berjalan baik.

Memiliki cara khas untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Hal ini dilakukan agar pelanggan merasa nyaman dan suka dengan pelayanan yang diberikan.

"Dan jangan berhenti mempelajari jenis jenis masakan baru, kalau jenis bisnisnya makanan. Ini sangat pengaruh untuk usaha ke depannya," ujar dia. (kil/hns)

Hide Ads