Karena laku keras, tokonya itu harus menolak layanan servis sepeda yang biasanya disediakan.
"Sekarang weekday jualan bisa Rp 10-15 juta, weekend bisa Rp 20-40 juta. Sampai-sampai biasanya saya terima service sepeda, sekarang ditolak dulu. Biar karyawan stock rakit sepeda dulu. Karyawan saya di toko ada 5 orang," papar Gilang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, sepeda lipat jadi salah satu jenis yang laku keras. Ia pun beberapa kali kesulitan mendapatkan pasokan sepeda lipat dari supplier.
"Karena Corona orang jadi rajin olahraga. Nah yang paling laku itu sepeda lipat. Ini juga kayaknya karena banyak artis yang update lagi gowes dengan sepeda lipat. Penjualan saya jadi naik banget. Sering juga dari supplier susah dapat stok sepeda lipat, demand-nya lagi tinggi," tandas Gilang.
(fdl/fdl)