Bisnis jamu bukanlah hal yang baru di Indonesia. Namun minuman tradisional itu selalu diminati seakan tidak pernah mati.
Terlebih dalam masa pandemi virus Corona (COVID-19) seperti saat ini. Jamu merupakan salah satu bisnis yang permintaannya malah meningkat hingga membuat pedagangnya mendapat rezeki nomplok.
Hal itu dirasakan langsung oleh Lies, warga Depok. Disaat bisnis lain melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan, dia mengaku malah menambah karyawannya karena merasa kuwalahan menghadapi pesanan yang meningkat hingga 300%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak awal Maret ada berita di Depok ada yang kena virus Corona itu kan ada berita bahwa harus minum jamu mpon-mpon nih. Wah semua orang langsung nyari jamu semua. Saya sampai kuwalahan waktu itu. Sampai bisa 300% (naiknya) pas bulan-bulan Maret itu," kata Lies kepada detikcom, ditulis Jumat (31/7/2020).
Bisnisnya pernah berjaya dengan mendapat penghasilan Rp 90 juta per bulan selama dua kali sejak awal Corona merebak. Saat itu dia bisa menghabiskan 300 botol per hari, dari yang biasanya hanya 100 botol per hari.
"Pas naik itu per bulan bisa sekitar hampir Rp 90 jutaan. (Merasakan 90 juta) hampir 2 bulanan itu Maret-April," ucapnya.
![]() |
Namun saat ini, Lies bilang, penghasilannya sudah kembali normal dengan pendapatan Rp 30 juta per bulan. Rata-rata produksinya juga sudah normal yakni 100 botol per hari.
"Kalau dulu meningkat itu karena masih aktif sekolah, orang kantor, jadi reseller yang paling banyak. Itu orang datang dijualin lagi, dijualin lagi, jadi omzetnya sampai kuwalahan. Kalau sekarang banyak yang kerja di rumah, berpengaruh sih sudah mulai stabil lagi untuk bulan-bulan ini sekitar Rp 25-30 juta per bulan," ungkapnya.
Simak Video "Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]