Jakarta -
Agus Mustofa adalah salah satu sosok wirausahawan kecil yang berhasil bertahan dari hantaman pandemi virus Corona (COVID-19). Bukan hanya bertahan, pemuda ini bahkan bisa mendulang rezeki di tengah wabah COVID-19.
Saat wabah ini masuk ke Indonesia dan mulai diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), semua usaha mikro harus gigit jari, terlebih bagi tukang cukur. Tapi Agus justru panen pelanggan dengan membuka jasa cukur online.
Usaha Agus yang diberi nama Mustofa Barber House mulai berdiri sejak 2018. Saat itu Agus kena program pensiun dini dari tempat dia bekerja. Agus sendiri bekerja sebagai mekanik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari kantornya itu dia mendapatkan uang pesangon sekitar Rp 40 juta. Ditambah dengan modal nekad, Agus membulatkan tekadnya untuk mendirikan usaha.
Meski kemampuannya di bidang mekanik otomotif, tapi ternyata ide untuk membuka bengkel tidak sama sekali terbesit di pikirannya. Justru awal mula dia ingin membuka warung bakso.
"Saya bingung mau usaha apa. Awal mulanya saya ingin usaha kuliner, bikin warung bakso. Tapi orang tua, tidak setuju karena saya nggak bisa masak," kata Agus kepada detikcom.
Agus memang sosok pemuda yang sangat patuh kepada orang tuanya. Jika orang tua tak merestui, dia tidak akan menjalaninya.
Hingga akhirnya dia puasa selama 5 hari untuk meminta petunjuk. Di hari ke-4 dia seakan mendapatkan petunjuk untuk membuka usaha cukur rambut. Ternyata orang tuanya pun merestui.
Mantan Mekanik Sukses Jadi Tukang Cukur Online Berkat Corona Foto: Dok. Instagram @mustofa_barber_house |
Tanpa pikir panjang dia membeli alat-alat cukur rambut sekitar Rp 2 juta. Dia juga berniat untuk menyewa ruko dekat rumahnya. Kebetulan rumahnya berada di dalam gang yang menurutnya usaha barbershop-nya sulit berkembang jika menjalankannya di rumah.
"Orangtua nyuruh saya kursus dulu, akhirnya saya kursus cukur rambut selama 1 bulan," tuturnya.
Tapi takdir berkata lain, ibunya jatuh sakit. Sehingga uang pesangonnya habis terpakai untuk membiayai pengobatan ibunya dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Terpaksa dia menjalankan usahanya di rumahnya yang berlokasi di Jl Minangkabau Dalam, Nomor 7, Menteng Atas, Setiabudi, Jakarta Selatan.
"Karena di dalam gang, ya sebagus apapun cukuran kita pasti sulit berkembang. Karena kalau di gang itu yang tau hanya orang sekitar saja," ucapnya.
Sampai akhirnya dia terbesit ide untuk mempromosikan usahanya melalui media sosial. Meskipun Agus gaptek, buka Instagram saja dia tak paham. Akhirnya dia diajari mengoperasikan Instagram oleh seorang anak kecil.
"Yang ngajarin Ig ke saya tuh anak kecil, anak SMP. Dia nyuruh pake hashtag, saya nggak ngerti itu apa hashtag. Abis itu saya pelajarin, saya modifikasi. Ya walaupun dia anak kecil kalau dia ngasih ilmu kenapa kita tolak," tuturnya.
Selama 1 tahun lebih dia mempromosikan usaha melalui Facebook dan Instagram. Dia juga mulai menerima jasa cukur rambut panggilan.
Sampai akhirnya musibah pandemi COVID-19 menimpa Indonesia. Tak disangka, ternyata pandemi ini menjadi pupuk mujarab bagi bisnisnya untuk berkembang.
Banyak orang yang takut untuk datang ke tempat cukur. Sehingga tukang cukur panggilan menjadi pilihan ketika semua orang bertahan di rumah.
Saat PSBB, tempat cukur milik Agus di rumah makin terpuruk. Beberapa akses gang ke rumahnya diportal. Bahkan saat itu beberapa hari menjelang bulan puasa, Agus dan orang tuanya sudah kehabisan beras dan uang.
Tapi tak disangka dia mendapatkan orderan cukur online di salah satu apartemen di Kota Kasablanka. Dia mencukur 3 kepala sekaligus saat itu dengan mematok harga Rp 50 ribu per kepala. Beruntungnya Agus, pelanggannya saat itu begitu dermawan hingga memberikannya uang Rp 500 ribu.
"Jadi mereka kaget saya bawa alatnya komplit, saya bawa 3 tas semua peralatan cukur saya. Saya juga jelasin alat saya higienis karena saya semprot pakai alkohol. Dia nggak percaya kalau ongkosnya Rp 150 ribu, saya pikir karena kemahalan, eh dia transfer Rp 500 ribu dan ditambahin lagi Rp 100 ribu. Saat itu saya mau nangis, tapi malu. Akhirnya bisa buat beli beras," kenangnya.
Sejak saat itulah, Agus mulai kebanjiran orderan cukur online. Ternyata hashtag yang diajari oleh anak kecil itu sangat berpengaruh. Banyak dari pelanggannya yang memanggil Agus karena hashtag akun @mustofa_barber_house di mesin pencarian berada di paling atas.
Bahkan tanpa dia sadari, Agus pernah mencukur rambut rohaniawan kenamaan Romo Benny Susetyo. Agus baru tahu ketika dia mengunggah foto customernya itu ke akun Instagramnya, hal yang biasa dia lakukan setelah mencukur pelanggan online.
"Setelah saya upload, tetangga pada kasih selamat, terus kasih jempol. Saya bingung, terus ada saudara yang ngasih tau kalau itu Romo Benny," tuturnya.
Mantan Mekanik Sukses Jadi Tukang Cukur Online Berkat Corona Foto: Dok. Instagram @mustofa_barber_house |
Saat menerima panggilan cukur online, Agus terus berusaha meningkatkan pelayanannya. Dia sadar ketika mencukur di rumah pelanggannya, sisa rambut sangat mengotori lantai rumah pelanggannya.
Sampai akhirnya dia terbesit ide untuk menggunakan cape berbentuk payung. Tanpa sadar ide itu menjadikan Agus sebagai trendsetter di kalangan tukang cukur.
Nama Agus pun semakin tenar. Hingga akhirnya dia diliput oleh acara milik Sandiaga Uno yang bernama Jemput Rezeki. Mustofa Barber Shop pun semakin bersinar namanya.
Agus sendiri dipercaya pelanggannya lantaran menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Saat mencukur dia selalu menggunakan masker dan sarung tangan. Semua alat cukurnya juga selalu dibersihkan dengan alkohol setiap habis digunakan.
"Sebelum berangkat saya juga tanya dulu ke pelanggan, bapak lagi sakit nggak. Mereka nggak tersinggung kok, malah mereka juga nanya balik saya lagi sehat atau enggak. Kalau salah satu ada yang tidak enak badan ya kita batalkan," terang Agus.
Agus sendiri kini mematok tarif untuk cukur online sebesar Rp 100 ribu. Sementara untuk pelanggan offline berkisar antara Rp 25 ribu hingga Rp 40 ribu.
Mantan Mekanik Sukses Jadi Tukang Cukur Online Berkat Corona Foto: Dok. Instagram @mustofa_barber_house |
Saat masa awal PSBB, Agus mengaku bisa mendapatkan orderan online hingga 7 pelanggan dari pagi hingga sore hari. Kemudian sore hingga malam dia membuka jasa cukur di rumahnya secara offline dan biasanya dia menerima cukur hingga 5 orang.
Jika dihitung seharinya dia bisa mengantongi uang Rp 900 ribu hingga Rp 1 juta. Bisa dihitung sendiri sebulan Agus bisa mengantongi berapa. Apa lagi Agus tidak mengenal kata libur. Jika badannya fit dia bisa menerima panggilan seminggu penuh.
Ke depan, Agus berniat untuk membuka barbershop dengan menyewa ruko. Dia juga tengah berupaya mengejar sertifikasi pengajar cukur rambut.
"Intinya dari cerita usaha saya ya teknologi itu berpengaruh besar. Memang butuh proses, saya hampir satu tahun promosi sampai akhirnya meledak saat pandemi. Jadi pesan saya manfaatkanlah teknologi dari sisi positifnya," tutup Agus.
Simak Video "Importir Jadi Eksportir Produk Kitchenware Halal ke Negeri Sakura"
[Gambas:Video 20detik]