Selanjutnya, untuk mengembangkan usahanya Ari mengikuti seminar terkait pembuatan sabun. Dari seminar itu dia memiliki ide untuk memproduksi beragam sabun dari bunga talang.
"Dulu kan bunga telang untuk pewarna makanan dan minuman terus kita coba produksi di sabun dan ternyata bisa. Karena saya dulu ikut seminar pembuatan sabun," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, untuk produksi sabun, khususnya sabun batang memakan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, dia lebih fokus dalam produksi teh bunga telang.
"Lama proses pembuatan sabun batang karena proses pematangan harus 2-6 minggu baru bisa dipakai. Kalau paling cepat produksi minuman. Karena itu pasaran kami masih di teh tubruk sama teh celup, kalau sampo dan lainnya masih terkendala di perizinan," ujarnya.
Ari mengaku saat ini masih memanfaatkan media sosial Facebook dan WhatsApp untuk memasarkan produknya. Kendati demikian, dia mengaku sudah memasarkan produknya hingga luar DIY, bahkan dalam waktu dekat dia akan mengekspor ke luar negeri.
"Luar daerah kami kirim ke Makassar, Kalimantan, Lombok dan ini mau coba ke Bangladesh. Untuk omzet sempat naik turun, tapi alhamdulillah saat ini rata-rata sebulan itu Rp 5 sampai Rp 8 juta per bulan," ucapnya.
![]() |
Baca juga: Tips Rintis Usaha di Tengah Pandemi |
Adapun barang produksi seperti teh tubruk bunga telang kemasan 6 gram dipatok dengan harga Rp 5 ribu, untuk kemasan 10 gram dipatok Rp 10 ribu dan kemasan 25 gram dihargai Rp 25 ribu. Sedangkan untuk teh celup bunga telang isi 15 kantong dipatok dengan harga Rp 10 ribu.
"Untuk sabun body wash Rp 12 ribu, sampo Rp 10 ribu, sabun batang Rp 5 ribu, hand soap seperempat liter Rp 12 ribu dan untuk kemasan setengah liter Rp 15 ribu," katanya.
Ke depannya, Ari mengaku akan memperluas lahan bunga telangnya, pasalnya saat ini dia hanya memiliki 4 lahan. Terlebih, ternyata harga bunga telang kering perkilonya cukup menggiurkan.
(hns/hns)