Bisnis Kondangan Virtual Kala Pandemi, Cuannya Ratusan Juta!

Bisnis Kondangan Virtual Kala Pandemi, Cuannya Ratusan Juta!

Trio Hamdani - detikFinance
Sabtu, 31 Okt 2020 12:15 WIB
Nikah Virtual
Foto: Dok. Instagram viding.co
Jakarta -

Di era new normal atau kebiasaan baru imbas pandemi COVID-19 membuat masyarakat dipaksa beradaptasi. Kondisi tersebut membuat bisnis-bisnis tertentu gigit jari, salah satunya jasa acara pernikahan lantaran adanya pembatasan-pembatasan tertentu.

Namun bagi yang mampu menangkap peluang, itu justru bisa menjadi cuan baru. Seperti yang dilakukan oleh penyedia jasa virtual wedding yang didirikan oleh Alki Adi Joyo Diharjo.

Pada Juni lalu, dirinya bersama rekan-rekannya melihat adanya potensi bisnis baru di tengah pandemi COVID-19. Akhirnya dia membuat platform virtual wedding yang diberi nama Viding.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi business modelnya sebenarnya kita mem-virtual-kan acara wedding. Di mana itu kan dengan kondisi new normal sekarang ada pembatasan kapasitas (tamu undangan), itu biasanya hanya 30 orang sampai 50 orang. Kemudian banyak yang sebenarnya kerabat dekat tidak bisa ikut di acara prosesi pernikahan mereka itu. Nah akhirnya kita bikin Viding itu," kata Founder Viding itu saat berbincang dengan detikcom melalui sambungan telepon baru-baru ini.

Bisnis Wedding VirtualBisnis Wedding Virtual Foto: Dok. Instagram viding.co

Platform yang disediakan merupakan paket komplit, mulai dari undangan (invitation) berbasis website. Di dalam website tersebut ada informasi mengenai acara prosesi pernikahannya.

ADVERTISEMENT

Lalu tersedia buku tamu digital (e-guest) di mana tamu-tamu virtual bisa mengisi daftar hadir di situ dan memberikan ucapan kepada mempelai.

"Kemudian ada e-angpao, itu tamu-tamu bisa memberikan angpao atau sumbangan ke mempelai melalui berbagai metode pembayaran, mulai dari transfer bank, virtual account, e-wallet, Gopay, OVO, dan LinkAja, kredit card sampai direct debit," sebutnya.

Dia menjelaskan Viding hanya menyediakan platform virtual wedding-nya tenaga kerja untuk melakukan live streaming di lokasi. Untuk urusan dekorasi tempat pernikahan dan semacamnya, mereka tidak terlibat.

Menariknya, Viding didirikan bukan oleh orang-orang yang biasa berkecimpung di dunia wedding organizer (WO) melainkan dari perusahaan teknologi. Tapi ada orang dengan latar belakang WO yang dilibatkan dalam pembentukan Viding.

Bagi calon mempelai yang ingin menggunakan jasa pernikahan virtual ini, bisa memilih beberapa paket, mulai dari Rp 3 juta sampai Rp 9 juta. Bagi yang berminat bisa mengunjungi akun Instagram resmi mereka @viding.co.

Sejauh ini, kata dia peminat jasa pernikahan virtual cukup banyak. Bahkan sudah ada yang memesan hingga Oktober tahun depan. Tak sedikit calon klien yang mereka tolak karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM).

"Jadi Viding ini sudah di-booking sampai Oktober tahun depan jadwalnya dengan kondisi tim kita sekarang 36 ya. Itu juga kita kemarin banyak tolak customer karena kita belum bisa scale up nih lagi mencoba scale up timnya untuk bisa lebih menerima customer lagi. Kita tolak hampir 60 klien," jelasnya.

Menurutnya pernikahan virtual ini bakal menjadi tren ke depannya, tak sekedar di era new normal saja.

"Yang kita lihat sebenarnya bukan karena pandemi ini sih ke depannya ya, tapi kayak trend saja orang nikah itu harus ada live streaming," ungkapnya.

Bicara soal omzet, dia mengatakan melonjak signifikan dari bulan ke bulan. Jika dirata-rata, per bulannya bisa memperoleh Rp 400-500 juta.


Hide Ads