Kisah Pegawai Bank Banting Setir Bisnis Tanaman Hias, Omzet Rp 300 Juta

Kisah Pegawai Bank Banting Setir Bisnis Tanaman Hias, Omzet Rp 300 Juta

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 31 Des 2020 20:52 WIB
Bisnis Tanaman Hias di Tengah Pandemi
Foto: Dok Pribadi/Ray Garden: Bisnis tanaman hias di tengah pandemi

Fany juga memiliki sebuah kebun seluas 800 meter yang dijadikan sebagai tempat berkebun untuk tanaman hias di daerah Jawa Barat. Dia juga memanfaatkan kebun jamur milik orang tuanya yang dijadikan green garden tempat dia menyimpan tanaman hias mahal seperti monstera variegata, monstera obliqua dan tanaman impor lainnya.

Fany juga kini mampu menyewa sebuah ruko dengan luas 1.000 meter persegi di bilangan Jakarta Timur. Dia juga mempekerjakan 9 orang karyawan untuk membantunya mengurusi penjualan baik melalui offline maupun online.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sampai akhirnya pandemi COVID-19 muncul. Pada minggu-minggu pertama pandemi, Fany memiliki ide untuk mengambil sebanyak mungkin alat penyemprot tanaman berbagai ukuran.

Dia yakin alat itu akan laris karena bisa digunakan untuk menyemprot desinfektan. Benar saja, penjualan alat penyemprot tanamannya laris. Bahkan pernah dalam sehari dia bisa mengantongi Rp 30 juta dari penjualan alat semprot itu.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Fany juga mendapatkan berkah dari pandemi karena semakin boomingnya hobi bercocok tanam di rumah. Berbagai tanaman hias mulai booming seperti janda bolong atau monstera.

Bayangkan Ray Garden bisa memperoleh penjualan selama pandemi sekitar Rp 200 Juta- Rp 300 juta dalam 1 bulan. Penjualan per harinya melalui toko offline maupun di lapak Tokopedia bisa sekitar Rp 5-10 juta per hari.

Fany yakin bisnis tanaman hias tidak akan pernah mati meskipun pandemi COVID-19 sudah berlalu. Menurutnya pandemi justru telah memperluas dan menciptakan pangsa pasar baru bisnis tanaman. Sehingga tidak ada kata terlambat jika baru ingin menjajal bisnis tanaman dan kebutuhannya.

"Memang saat ini banyak yang tiba-tiba hobi tanaman karena pandemi di rumah terus. Tapi minimal mereka itu sudah jadi mengenal tanaman hias, artinya buat kita pangsa pasar baru, pangsa pasarnya semakin luas," tuturnya.

Fany mengatakan tips sukses berbisnis di tanaman hias adalah harus terus berinovasi dan mengikuti perkembangan tren. Menurutnya sebenarnya sangat mudah untuk melihat tanaman hias mana yang akan booming dan mana yang akan anjlok harganya.

"Jadi ketika orang mulai posting banyak banget barang yang sama itu pasti nggak lama kemudian anjlok harganya. Tapi misalnya ada orang posting 1 tanaman baru tiba-tiba nggak lama udah sold, itu pasti akan naik, berarti demand-nya masih tinggi," tutupnya.


(das/hns)

Hide Ads