Kemudian, peralatan lain seperti tiang penyangga atap dan tempat untuk meletakkan tanaman ia mencarinya dan tidak membeli.
"Malah hampir nggak ada Rp 500 ribu, wong saya kayunya nggak beli, cari sendiri, bikin kotak-kotak, cagak-cagak, di kampung, kalau bambu bisa minta to? Belinya cuma atap plastik itu aja murah, Rp 200 ribu kalau nggak salah. Bibitnya dulu kan kecil-kecil 1 pak-2 pak sekitar Rp 500 ribuan (modalnya)," paparnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, untuk menjadikannya sebagai bibit untuk dijual pun tak sulit. Mulanya, bibit ditanam dan ditutupi plastik. Setelah berkecambah, tanaman tersebut ia pindahkan ke tempat yang terbuka dengan perlindungan atap tadi. Selanjutnya, tanaman rutin disiram setiap hari. Rata-rata, bibit tanaman sayur yang ia jual berusia 21 hari.
Baca juga: d'Mentor : Gelimang Uang dari Ekspor Cupang |
Metode penanamannya pun dilakukan estafet atau setiap hari. Maksudnya, untuk penanaman per harinya sedikit demi sedikit, atau hanya beberapa jenis setiap harinya.
"Untuk biji saya tanam 21 hari, itu sudah siap tanam. Bibitnya estafet, jadi tiap kita bikin terus, tanam terus, jadi nggak nunggu. Sekarang berapa kotak, jadi tiap hari. kita bikin terong jenis ini, besok jenis ini," terangnya.
Bibit-bibit itu biasanya diserap atau dibeli oleh petani atau warga kampung. Dirinya juga sudah bekerja sama dengan kios-kios pertanian, sehingga orang yang berniat membeli bibit sayur cukup membelinya di kios tersebut.
![]() |
Hasilnya pun lumayan. Biasanya, ia menjual bibit tanaman seharga Rp 1.000 untuk empat tanaman atau Rp 250 per tanaman jika diecer. Untuk per kotak, harganya beragam dari Rp 70 ribu, Rp 75 ribu hingga Rp 105 ribu. Tulus mengaku belum melakukan pembukuan keuagan secara baik, tapi jika diperkirakan omzetnya bisa mencapai Rp 10 juta per bulan.
"Jadi sekitar 150 kotak kurang lebih 1 bulan lebih sedikit habis. 1 kotak isinya 400 pohon. Itu kalau dibeli kotakan Rp 70 ribu, Rp 75 ribu, Rp 80 ribu, Rp 85 ribu, ada yang Rp 105 ribu, macam-macam," katanya.
Baca juga: Peluang Usaha di Tahun 2021 |
"Cabai rawit Rp 70 ribu, cabai besar Rp 80 ribu, ada Rp 85 ribu, terong Rp 75 ribu, tomat Rp 105 ribu. Paling murah Rp 70 ribu kali 150 kotak," sambungnya.
Bagi Tulus, kunci utama dalam terjun bisnis adalah niat. Menurutnya, kegagalan ialah hal yang wajar dan mesti dijumpai pengusaha. Dari kegagalan itu, ia terus berupaya memperbaiki kesalahan.
"Memperbaiki kesalahan, harus punya salah, pokoknya jangan menyerah gitu. Habiskan jatah gagal kita," tutupnya.
(acd/ara)