Eboni Watch, Jam Tangan Kayu yang 'Terbang' ke Afrika Selatan

Saatnya Jadi Bos

Eboni Watch, Jam Tangan Kayu yang 'Terbang' ke Afrika Selatan

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 12 Mei 2021 09:00 WIB
Eboni Watch, Jam Tangan Kayu Asal Klaten yang Terbang Sampai Afrika Selatan
Foto: Dok. Eboni Watch
Jakarta -

Oktober 2014, Afidha Fajar Adhitya memulai Eboni Watch sebuah jam tangan berbahan dasar kayu. Afidha mengaku dirinya memang menyukai barang-barang yang unik termasuk jam tangan kayu.

Saat itu memang pasar jam kayu merek lokal sedang booming. Namun jam kayu yang ada di pasaran masih terbilang mahal dan ukurannya yang besar sehingga kurang cocok untuk orang yang memiliki tangan kecil.

Hal ini yang membuat dia terpikir untuk membuat jam kayu dengan desain dan karakter yang unik, ukuran yang lebih kecil dan harga yang lebih murah. "Ceruk pasarnya besar, tapi saya berusaha untuk melihat peluang lain seperti cari desain yang tidak sama dengan kompetitor. Karena itu saya pakai desain otentik, size agak kecil dan harga yang lebih murah bisa di bawah Rp 1 juta," kata dia kepada detikcom, Selasa (11/5/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Afidha menceritakan awalnya dia hanya berani memproduksi sekitar 12 jam tangan kayu, dia memesan di supplier dengan desain yang sudah dia buat sebelumnya. Setelah produksi dia mulai menggunakan Instagram untuk penjualan.

Tak disangka, proyek jam pertamanya berhasil terjual ke Afrika Selatan. Memang, ketika mengunggah dia menggunakan caption bahasa Inggris agar bisa dipahami orang di luar negeri.

ADVERTISEMENT

"Jadi pembeli pertama saya itu dari Afrika Selatan, karena memang orang itu kolektor jam tangan kayu, dia kumpulkan semua jam tangan kayu dari seluruh dunia dan dia suka dengan desain kita. Waktu itu harga ongkirnya hampir sama dengan harga barang yang dia beli," imbuh dia.

Dia menyebutkan, modal awal yang digunakan untuk memulai usaha ini Rp 3 juta. Sekarang rata-rata produksi per bulan mencapai 1.000-1.200 pcs. Kemudian Eboni Watch juga menyediakan jam tangan premium yang bisa dibuat seusai keinginan pembelinya. Selain itu juga ada produk jam tangan yang berkolaborasi dengan Mpu pembuat keris.

Walaupun produk Eboni Watch sudah sampai ke luar negeri, Afidha mengaku saat ini ingin fokus mengembangkan dan memaksimalkan pasar di dalam negeri. Hal ini karena jika ingin menjadi pemain di luar, dibutuhkan distribusi yang gila-gilaan dan harus siap bersaing dengan China yang sudah lebih mapan. "Kami ingin fokus jadi tuan rumah di negeri sendiri," jelasnya.

Eboni Watch, Jam Tangan Kayu Asal Klaten yang 'Terbang' Sampai Afrika SelatanAfidha Fajar Adhitya Foto: Dok. Eboni Watch

Jam tangan kayu produksi Eboni Watch dibandingkan jam tangan kayu merek lainnya adalah desain yang bulat dan feminin karena 80% pasar Eboni Watch perempuan. Kemudian warna-warna pastel juga turut menambah ciri khas Eboni Watch.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Kemudian seluruh jam tangan Eboni Watch ini sudah water resistant. Lalu Eboni Watch ini juga memaksimalkan customer care yang bisa menerima keluhan dengan cara yang ramah.

"Kita juga nggak cuma jual produk, bisa jadi sahabat bahkan tempat curhat kalau ke admin atau cs. Saya selalu berusaha untuk peduli dengan pelanggan, sampai mereka puas, kalau ada cacat kami upayakan untuk mengganti segera," jelas dia.

Nama Eboni dipilih Afidha karena dia terinspirasi dari kayu Eboni yang berasal dari Makassar. Kayu berwarna hitam itu biasanya digunakan untuk gitar-gitar mahal dan kayu ini juga salah satu yang paling keras di dunia.

Awalnya jam tangan kayu menggunakan kayu eboni dan harapannya menjadi merek yang kuat, kokoh dan eksotik. Meskipun terbatas tapi tetap dicari orang banyak.

Tapi pada 2015 ada pengumuman jika pohon eboni terancam punah dan tak bisa lagi digunakan apalagi untuk ekspor. Sekarang, Eboni Watch menggunakan kayu sonokeling dan maple yang kualitasnya di atas furnitur dan tingkat kekerasannya paling tinggi.

Afidha menjelaskan dalam memproduksi jam tangan kayu ini, dia tidak menggunakan kayu gelondongan. Tapi menggunakan sisa-sisa kayu yang tak bisa lagi digunakan untuk barang yang besar. "Kita pakai sisa gitu ya, yang potongannya nanggung, karena kalau gitar kan harus besar, nah ada sisanya itu kita pakai," jelas dia.

Afidha membagikan tips untuk anak-anak muda yang ingin memulai usaha. Pertama harus menyiapkan mental pengusaha dan jangan selalu memikirkan keuntungan di awal.

Seharusnya yang dipikirkan adalah bagaimana usaha bisa berkesinambungan dan stabil dalam waktu lama. "Hal ini kan terlihat dari usaha sekarang yang besar-besar tidak naik dalam waktu cepat, pasti ada prosesnya. Karena itu sustain dulu baru bisa rasakan keuntungan," jelas dia.

Kemudian juga harus siap merasakan kegagalan. Menurut dia, kegagalan itu adalah hal yang pasti akan dilalui oleh setiap orang. Tinggal bagaimana cara menghadapi dan cepat untuk bangkit dan menjalankan usaha berikutnya.

Sekarang basis produksi Eboni Watch berada di Klaten, Jawa Tengah. Jika ingin memesan bisa cek di seluruh platform marketplace sampai Instagram.


Hide Ads