Menjabat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) mungkin masih menjadi impian banyak masyarakat saat ini. Salah satu cara agar bisa cepat menjadi PNS adalah dengan menempuh pendidikan di sekolah kedinasan seperti Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).
Seorang pria asal Aceh bernama Wahyu Iskandaria sampai rela mencoba tes masuk sekolah kedinasan 3 kali agar bisa menjadi PNS. Akan tetapi, saat sudah keterima, lulus pendidikan dan menjadi PNS, ia malah memilih resign.
Alasannya karena ia ingin fokus mengembangkan usaha. Keputusannya itu pun tidak sia-sia. Bisnisnya itu kini punya puluhan cabang tersebar di berbagai daerah di Indonesia dengan rata-rata omzet puluhan miliar setiap tahunnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun bisnis yang dikembangkan Wahyu tersebut adalah bisnis bimbel sekolah kedinasan bernama ENS dan bimbel masuk PTN Tentor.
"Omzet lumayanlah kita sudah puluhan miliar sekarang," ungkap Wahyu kepada detikcom, Selasa (18/5/2021).
Wahyu kemudian menceritakan perjalanannya membangun bisnis tersebut. Sebenarnya, ia sudah membangun bisnis ini sejak tahun 2009, saat masih duduk di bangku kuliah STAN.
![]() |
Motivasinya membangun bisnis itu awalnya hanya untuk sekadar bertahan hidup. Sebab, uang pegangan yang ia terima dari orang tuanya saat itu dirasa kurang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Maka, mau tidak mau Wahyu pun putar otak mencari uang tambahan.
"Waktu itu uang bulanan yang dikasih cuma Rp 200 ribu sebulan dari orang, kebutuhan hidup kalau saya hitung-hitung paling minimal itu Rp 500 ribu kalau sebulan, waktu itu ya. Jadi karena itu, saya lakuin apapun untuk bertahan hidup sebenarnya. Sebelum bimbel saya jualan apapun, akhirnya coba buat bimbel," ungkapnya.
Saat itu, Wahyu tak terpikir untuk serius mengembangkan usaha bimbel tersebut. Akan tetapi, karena ada anak didiknya yang lolos masuk STAN, usaha bimbelnya itu malah mendadak terkenal di kalangan orang tua murid pada waktu itu.
"Ada yang lolos, jadi viral dari mulut ke mulut orang tua. Akhirnya dari situ mulai saya teruskan, saya sewa gedung, open rekrutmen karyawan, dan sebagainya," tuturnya.
Namun, saat awal-awal ia mengembangkan usaha bimbel ini juga bukan perkara mudah. Ia sampai berutang dari teman-temannya untuk menjalankan bisnis tersebut.
"Saya utang Rp 2 juta ke teman-teman saya. Malah minus ya, karena kan saya nggak ada modal," katanya.
Berlanjut ke halaman berikutnya.