Pandemi COVID-19 mungkin menjadi penghalang bagi sebagian besar orang untuk berkembang. Namun hal itu justru menjadi pintu awal bagi lima mahasiswa untuk berbisnis perak daur ulang.
CEO Lanala Jewelry Anastasia Irene menjelaskan, bisnisnya itu baru berdiri pada Maret 2021. Memang usianya baru seumur jagung, namun bisnisnya cukup menarik.
Awalnya dia bersama dengan empat teman kuliahnya Bryan Bianconeri, Feliks Yanuar, Marcella Pricillia, dan Yeremias Barry membentuk kelompok untuk menyelesaikan skripsi. Tugasnya membuat sebuah bisnis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun, dalam menyelesaikan tanggung jawab itu, kami tidak ingin semata-mata membangun bisnis yang hanya menjadi formalitas bagi kami untuk lulus, atau pun sebagai alat kami mendatangkan uang sebanyak-banyaknya. Kami menyadari bahwa banyak aspek kehidupan yang dapat dibenahi," tuturnya kepada detikcom.
Sebagai mahasiswa bisnis, Anastasia dan teman-temannya merasa bertanggung jawab untuk dapat menciptakan bisnis yang dapat menimbulkan dampak positif bagi sekitar. Dari misi itulah ide untuk membuat bisnis seputar komoditas perak muncul.
Mereka menilai pandemi telah membuat banyak perajin perak kehilangan pendapatannya. Dari situ mereka tertantang untuk mempelajari bagaimana proses dan aspek-aspek yang berkaitan dengan bisnis perak. Ujungnya mereka pun terjun ke bisnis perhiasan.
![]() |
Nah yang menjadi keunggulan dalam produk perhiasan perak milik Lanala Jewelry adalah bahan baku. Mereka menggunakan material perak daur ulang yang diyakini lebih ramah lingkungan.
"Kami mencari penelitian-penelitian mengenai perak daur ulang, yang mana terdapat penelitian yang mengatakan penggunaan daur ulang perak dapat menurunkan kandungan CO2 yang dihasilkan sebesar 86%," tuturnya.
Perak-perak bekas itu dimurnikan kembali yang kemudian diproses untuk menjadi perhiasan yang baru. Tak hanya bahan baku, mereka juga berupaya menjalankan proses bisnis dan kemasan menggunakan material yang tidak merusak lingkungan.
Menariknya lagi Lanala menawarkan program daur ulang perhiasan kepada para pelanggannya. Perhiasan perak yang telah rusak atau tidak terpakai bisa diolah kembali dan menjadi produk baru sesuai keinginan.
"Karena fokus kami di sini ingin mengajak seluruh stakeholder untuk sama-sama mulai mencintai bumi kita dari hal-hal kecil," ucapnya.
![]() |
Anastasia menjelaskan, sebenarnya mereka sudah mulai mengemas ide tersebut sejak September 2020. Namun karena pandemi COVID-19 mereka pun dihadapkan tantangan melakukan riset secara daring.
Berlanjut ke halaman berikutnya.