Produk-produk itu kemudian dipasarkan dengan dititipkan ke sejumlah jalur distribusi seperti toko oleh-oleh, swalayan, hingga outlet di bandara. Tak cuma itu, ia juga memasarkannya lewat online.
Seiring berjalannya waktu, produk Denbagus kemudian mendapat distributor khusus. Artinya, ia hanya bisa menjual di distributor tersebut. Baru setelah itu, ia mengembangkan produk Denayu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Denayu baru launching 14 Agustus 2021. Jadi umur Denbagus enam tahun, saya launching Denayu," ujarnya.
Baca juga: UMKM Bisa Kebal Dampak Pandemi, Ini Buktinya |
Hani menjual produknya seharga Rp 60 ribu dengan isi 20 kemasan. Ia mengaku, dari Denbagus bisa meraih omzet hingga Rp 400 juta sebulan. Sementara, untuk Denayu sekitar Rp 45 juta hingga Rp 50 juta.
Dengan hitungan kasar, Hani bisa mengantongi omzet sampai Rp 450 juta sebulan. Produknya pun telah terbang ke sejumlah negara, meski tidak dalam jumlah besar.
"Ada beberapa kirim, ada yang sudah rutin macam ke Kanada, macam Malaysia sendiri, kemudian ke Korea Selatan, ke Mauritania. Mauritania itu di Afrika," ujarnya.
Penasaran dengan produk Hani? Bisa cek ke sejumlah e-commerce seperti Tokopedia di denayu_wedang dan Shopee di denayu_wedang.
Simak Video "Bangkit dari Pandemi dengan Usaha Wedang Rempah"
[Gambas:Video 20detik]
(acd/ara)