Cari Bisnis di Tengah Pandemi, Mau Coba Ternak Ayam Pelung?

Saatnya Jadi Bos

Cari Bisnis di Tengah Pandemi, Mau Coba Ternak Ayam Pelung?

Achmad Syauqi - detikFinance
Rabu, 17 Nov 2021 12:02 WIB
ayam pelung
Foto: Achmad Syauqi/detikcomAyam pelung di rumah Wakhid, Desa Jatipuro, Kecamatan Trucuk, Klaten. (Achmad Syauqi/ detikcom)
Klaten -

Hobi beternak ayam pelung (Gallus gallus Domesticus) ternyata mendatangkan rejeki bagi Wakhid Yusuf Permana (25). Bahkan di tengah pandemi COVID-19, permintaan ayam berkokok panjang itu bertambah ramai.

"Selama pandemi COVID malah sampai inden permintaan. Jadi (pandemi) tidak ada dampaknya, malah tambah ramai," ungkap Wakhid pada detikcom, Rabu (17/11/2021) siang di kandang peluang Klaten (KPK) Desa Jatipuro, Kecamatan Trucuk, Klaten, Jawa Tengah..

Menurut Wakhid, selama pandemi dari kandangnya terjual sekitar 200 ekor. Mayoritas masih usia 0-1 Minggu dengan tetasan alami.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena antre pesanan, ayam tetasan 0-1 minggu sudah ditunggu. Tidak diketahui jantan atau betinanya Rp 50.000 per ekor," kata Wakhid warga dusun Gesing.

Diceritakan Wakhid, hobi memelihara ayam asli Jawa barat itu ditekuninya tahun 2017. Awalnya memelihara ayam kampung biasa tapi hitungan laba tidak cocok.

ADVERTISEMENT

"Dulu saya ternak ayam kampung tapi dari sisi pakan dan hasil tidak cocok. Saya coba beli ayam pelung Rp 500.000 sepasang," papar Wakhid.

ayam pelungCari Bisnis di Tengah Pandemi, Mau Coba Ternak Ayam Pelung? Foto: Achmad Syauqi/detikcom

Setelah hasilnya cukup bagus, lanjut Wakhid, dirinya ketagihan beternak ayam tersebut. Ayam pelung punya kelebihan sehingga harga jual stabil.

"Kelebihan di seni suara, bobot sampai 8 kg dan ciri fisiknya mencirikan ayam yang khas dari ujung kaki sampai kepala. Beda dari ayam yang lain," papar Wakhid.

Dapat berapa dari jualan ayam pelung? Lihat di halaman berikutnya.

Dari sisi pakan, sebut Wakhid, padahal sama dengan ayam kampung karena ayam dewasa cuma 3 kg per bulan per ekor. Hasilnya jauh lebih mahal dari ayam kampung.

"Pakan sama, kita campur nasi, BR dan katul. Ayam kampung paling Rp 60.000 per ekor, sedang ayam pelung Rp 500.000 per ekor," kata Wakhid.

Untuk telur, ujar Wakhid, juga laku dijual Rp 25.000 per butir jika kelebihan di kandang. Untuk yang sudah jadi kategori kontes harga bisa minimal Rp 1 juta.

"Untuk ayam siap kontes minimal harga Rp 1 juta. Kalau yang juara bisa lebih lagi, punya orang Jabar yang juara nasional sampai Rp 60 juta," sambung Wakhid yang menjadi guru MTS itu.

Masa tetas, imbuh Wakhid sama dengan ayam kampung selama 21 hari. Daya tahan penyakit lebih tahan dari ayam kampung.

ayam pelungCari Bisnis di Tengah Pandemi, Mau Coba Ternak Ayam Pelung? Foto: Achmad Syauqi/detikcom

"Lebih tahan penyakit sebab asal dari Jabar, di sana dingin sehingga di sini tahan cuaca. Angka kematian kecil," tambah Wakhid.

Beternak ayam pelung, jelas Wakhid, tidak hanya mendapatkan ayam yang besar dan uang tapi juga kepuasan. Kini di kandangnya hanya dua jantan dan 9 betina.

"Ini sisa dua jantan, 9 betina. Satu betina ini dua bulan sekali produksi atau mengeram, biasanya 7-20 butir," pungkas Wakhid.

Taufik, salah seorang peminat ayam pelung mengatakan ayam pelung punya suara yang khas. Panjang kokoknya bisa 20 detik.

"Kokoknya yang khas , bisa 20 detik. Padahal ayam kampung cuma bisa maksimal 5 detik," kata Taufik kepada detikcom.



Simak Video "Telor dan Madu, Pakan Khusus Agar Stamina Ayam Pelung Terjaga, Cianjur"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads