Awal mula akhirnya dia tertarik dengan pertanian jamur saat dirinya masih menjadi PNS, dan melihat agrobisnis di Indonesia ini mulai menurun dan ancamannya banyak negara yang menjadi pesaing baru. Padahal, potensi agrobisnis di Indonesia ini sangat menjanjikan.
"Dari situ saya berpikir potensi agro ini kalau dibiarkan bukan generasi muda yang pegang alhasil semua di komoditi, kita hanya jadi market aja. Sementara di pebisnis itu malah orang orang luar," terangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga akhirnya Helmi mencari komoditi apa yang memiliki risiko rendah tetapi sisi demand-nya masih besar, serta belum ada perusahaan yang melirik.
"Akhirnya saya dikenalkan dengan salah satu kawan saya yang sudah main jamur, katanya 'jamur tiram aja' karena pertimbangnnya jamur tiram ini nggak ada istilah gagal panen. Karena panennya setiap hari, adanya gimana panen mencapai target. Kalau panen setiap hari kan jadi seperti dicicil," ungkapnya.
Pada 2018 dia mulai mencoba-coba untuk budidaya jamur. Kala itu dimulai dalam satu kumbung budidaya kurang lebih ada 5.000 baglog. Katanya, saat dicoba ternyata benar panennya setiap hari. Helmi sendiri fokus ke jamur tiram.
"Saya itu masih jadi ASN juga sambil kerja. Sebelumnya juga pernah bisnis budidaya ikan tapi karena nggak fokus jadi bangkrut nggak bisa bertahan," tuturnya.
Melihat kuantiti dan profitnya yang meningkat, Helmi mencoba untuk berkolaborasi. Tetapi bukan hanya untuk budidaya jamur saja, dia akhirnya mencoba untuk bikin produksi bibir sendiri.
"Kalau di jamur namanya produksi baglog, baglog ini kita bikin sendiri sempat merasakan kegagalan juga tetapi akhirnya bisa," jelasnya.
Selain budidaya jamur dan bibitnya, masih di tahun yang sama, Helmi dan timnya yang mulai berkembang mencoba ide-ide baru dalam mengelola jamur.
"Kalau kita berhenti di menjual jamur fresh saja kita nggak bisa mencreat pasar, di mana kalau panen sedikit dibilang kuality lagi jelek harga jatoh. Nah panen lagi banyak lagi panen raya harga jatoh. Jadi akhirnya saya berpikir mau nggak mau harus punya pasca panen juga," ucapnya.
Produk apa lagi yang sudah dikembangkan Helmi? Lanjut ke halaman berikutnya.
Simak Video "Memiliki Paras Cantik, Wanita ini Berkeliling Kantor Menjajakan Aksesoris, Jakarta"
[Gambas:Video 20detik]