Modal yang dia keluarkan pertama kali juga hanya Rp 300 ribu. Dari modal yang tidak seberapa itu, akhirnya terus bergulir dan membuat dia semakin yakin untuk serius menjalani bisnisnya.
"Untuk membuka gerai pertama kami yang terletak di Cimanggis, Depok, cukup besar menguras semua tabungan kami. Tapi ini adalah langkah yang perlu kami ambil untuk menseriusi bisnis kuliner kami," terangnya.
Tini mengungkapkan alasannya memilih arem-arem mie untuk menjadi usahanya. Pertama karena dia menilai makanan itu terbilang unik dan sudah jarang ditemui. Menurut pemantauan Tini juga belum ada brand besar yang mengeluarkan produk arem-arem mie ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kompetitornya blm banyak sehingga kami masih punya pasar yang cukup besar. Apabila dibandingkan dengan arem-arem mie produk kompetitor, salah satu keunggulan kami adalah rasanya enak, mudah disantap dan dikemas dengan kekinian," tambahnya.
Untuk strategi yang dia gunakan saat ini masih fokus pada pengenalan brand dan produknya. Sebab saat ini masih jarang masyarakat yang mengenal arem-arem mie.
Untuk pemasaran produknya dia memanfaatkan berbagai food delivery channels seperti Gofood, Grab, Tokopedia, Shopee Food, Traveloka Eat dan lain sebagainya. Tujuannya untuk mempopulerkan arem-arem mie ini dengan mengenalkan Aremie Hj. Rully sebagai brand makanan tradisional yang kekinian.
"Tidak hanya untuk konsumsi sendiri tapi juga bisa dikemas sebagai hampers, jadi menjadikan arem-arem mie ini sebagai the next level of arem arem," tuturnya.
Saat ini Tini memiliki 16 pegawai. Rata-rata penjualan saat ini sudah mencapai 20 ribu arem-arem mie per bulannya. 1 box Aremie berisi 10 dengan harga Rp 70 ribu.
"Untuk profit memang saat ini masih di angka 10-12% karena baru 1 tahun bisnis ini berjalan sehingga masih dalam proses menutup BEP," tambahnya.
Tini mengakui profesinya yang dia jalani saat ini memang jauh berbeda. Sebagai dosen dia menganggapnya sebagai pengabdian untuk negara.
"Kini menjadi pengusaha menjadi pengabdian saya yang baru. Saya berharap bisa membuka banyak lapangan pekerjaan, bisa memiliki pabrik arem-arem mie yang mempekerjakan ribuan tenaga kerja sehingga bisa membantu ekonomi masyarakat Indonesia. Selain itu saya juga ingin arem-arem mie yang adalah makanan tradisional Indonesia ini bisa mendunia," terangnya.
Ke depan, Tini berencana untuk membuka lebih banyak cabang lagi. Mulai dari Jabodetabek hingga ke seluruh Indonesia.
Dia juga tengah mempersiapkan diri agar bisa masuk ke pasar global yang marketnya bisa lebih besar. Untuk itu Tini saat ini membangun sistem, terutama operasional, marketing dan finance.
"Mudah-mudahan dengan pengelolaan manajemen yang baik dan strategi pemasaran yang tepat, Arem-arem Mie Hj. Rully bisa berkembang besar dan bisa menebar manfaat untuk bangsa dan rakyat Indonesia," tutupnya.
Simak Video "Importir Jadi Eksportir Produk Kitchenware Halal ke Negeri Sakura"
[Gambas:Video 20detik]
(das/zlf)