Berawal dari Kulit Sensitif Anak, Wanita Ini Bisnis Sabun Beromzet Rp 400 Juta

Saatnya Jadi Bos

Berawal dari Kulit Sensitif Anak, Wanita Ini Bisnis Sabun Beromzet Rp 400 Juta

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 07 Des 2021 07:15 WIB
Berawal dari Kulit Sensitif Anak, Wanita Ini Sukses Jual Ribuan Sabun Alami Sehari
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Sabun saat ini tak hanya berfungsi untuk membersihkan tubuh, tetapi juga bisa membantu untuk menyembuhkan masalah kulit.

Qonita Mumtahanah atau yang akrab disapa Tami mengawali kisahnya pada 2015 lalu anak pertamanya memiliki kulit yang sensitif. Itu membuat dirinya harus bolak-balik ke dokter kulit, namun proses penyembuhannya berjalan lambat.

Akhirnya dia mencari cara untuk membuat sabun kulit. Tak disangka dari hasil belajar sana-sini, kulit anak Tami perlahan membaik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah hal inilah yang menjadi peluang usaha untuk dia. Hingga dia membuat The Soap Story, sebuah merek sabun untuk kecantikan dan perawatan kulit-kulit sensitif.

"Saya ingin semua orang tahu dengan The Soap Story ini, kalau sabun-sabun yang saya buat punya ceritanya masing-masing dan tiap varian yang dibuat akan berbeda manfaatnya," kata dia kepada detikcom, ditulis Selasa (7/11/2021).

ADVERTISEMENT
Berawal dari Kulit Sensitif Anak, Wanita Ini Sukses Jual Ribuan Sabun Alami SehariFoto: Dok. Istimewa

Untuk membangun The Soap Story, Tami harus meminjam uang sebesar Rp 500 ribu kepada suaminya. "Dulu karena saya cuma Ibu Rumah Tangga (IRT) biasa, jadi membangun The Soap Story sendiri dan dibantu oleh suami juga," jelas dia.

Saat ini Tami rata-rata bisa memproduksi dan menjual 3.000 batang sabun per harinya. Tapi jika kondisi sedang ramai atau di momen-momen tertentu dia bisa menjual hingga 5.000 pcs.

Selain itu produk The Soap Story tak cuma sabun tetapi ada juga miracle oil, sampo, pelembab rambut, chlorophyll, masker wajah, dan knitted soap bag. Tami menyebutkan saat ini pembeli sabun-sabunnya tak cuma dari Indonesia, tapi juga di Taiwan, Malaysia, sampai Singapura yang paling banyak.

Saat ini omzet bulanan yang dikantongi The Soap Story berada di kisaran Rp 400 juta. Untuk jumlah pegawai The Soap Story kini memiliki 12 orang mulai dari supervisor, keuangan, tim produksi, tim pengemasan, content creator (dipegang diri sendiri) dan customer service.

Dalam menjalankan The Soap Story ini, dia tak memiliki tim pemasaran. Tapi dirinya percaya dengan sesuatu yang dibuat sangat berarti maka orang-orang akan terus mencari. "Just like Tesla," imbuh dia.
Oleh karena itu The Soap Story tak pernah melakukan endorse dan iklan seperti yang dilakukan toko-toko lainnya. Hal ini karena Tami merasa masih jauh dari kata keren.

"Tapi saya percaya, kalau kita melakukan sesuatu dari hati maka akan sampai ke hati juga. Jadi saya coba yang terbaik untuk kasih solusi terbaik bagi semua pejuang kulit sehat," jelasnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Dalam menjalankan usaha, Tami mengaku pasti menemui tantangan. Apalagi saat ini dia memiliki empat anak yang harus mendapatkan perhatian ibunya. Tami selalu berupaya untuk menjadikan anak-anaknya prioritas utama.

Karena itu The Soap Story ini diawasi secara terbatas namun tetap dia maksimalkan. Dia mengaku bersyukur memiliki tim yang solid, sigap dalam menjalankan perusahaan.

The Soap Story ini tak cuma menjual sabun dan produk lain, tapi juga memiliki kelas-kelas membuat sabun. Tami mengungkapkan hal ini karena dia ingin membantu orang-orang yang memiliki kulit sensitif.

Bahkan dia tak masalah jika hasil belajar di The Soap Story ini dijual kembali dengan merek dan produksi mereka. "Di kelas itu saya buka-bukaan ke semua supplier, sharing proses bagaimana daftar BPOM dan cerita soal sejarah The Soap Story ini," jelas dia.

Untuk harga kelas ini dibanderol sekitar Rp 3 juta yang didapatkan adalah Cold Processed Soapmaking Module, Cetakan Kayu, 3 Jenis Carrier Oils (Olive, Coconut, Castor) NaOH, Fragrance Oil, Colourant, Dried Additive, Notebook dan Sarung Tangan.

Dalam menjalankan The Soap Story ini Tami selalu berupaya untuk membantu semua pejuang kulit sehat dengan menciptakan produk skin & bath care yang natural, proven dan affordable.

"Saya fokus mengedukasi masyarakat Indonesia, kalau ada kok produk lokal yang bisa bantu masalah kulit, dibuat dari herbal asli Indonesia. Karena Indonesia itu kaya dan kita harus eksplor dulu sebelum cari produk-produk impor," tambah dia.


Hide Ads