Awalnya jamu yang dia buat hanya dikonsumsi untuk keluarga. Ternyata keluarganya memberikan respons positif, bahkan anaknya yang biasanya pilih-pilih makanan pun menyukainya.
"Selain itu saya sebar ke ponakan dan kerabat terdekat, terus mereka bilang 'kenapa nggak coba dijual?' akhirnya dari situ saya jual," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain rasanya yang ramah di lidah, dia menilai harga jamu yang dia jual juga lebih murah dibandingkan kompetitor, yaitu Rp 10 ribu per botol ukuran 250 mililiter (ml). Lalu produknya sudah mendapatkan sertifikat halal dari MUI. Hal itu membuat jamunya laris manis.
"Kalau saya satu bulan sudah fix biasanya rata-rata (terjual) sekitar 1.500 botol. Kalau untuk omzetnya sekitar Rp 15 juta," tambahnya.
Modal yang dia kucurkan Rp 10 juta untuk membeli botol, keperluan pengemasan (packaging), dan pemasaran melalui toko online. Sedangkan bahan baku jamu dia peroleh dari kebun sendiri.
Bagi yang penasaran bisa langsung mengunjungi akun Instagram @official.jamuyuk.
(toy/ara)