Ibu-ibu Ini 'Sulap' Bawang Hitam Jadi Tepung hingga Sambal

Ibu-ibu Ini 'Sulap' Bawang Hitam Jadi Tepung hingga Sambal

Yudistira Perdana Imandiar - detikFinance
Kamis, 24 Mar 2022 06:47 WIB
N’Up Product
Foto: N'Up Product
Jakarta -

Pernahkah Anda membayangkan bagaimana rupa tepung yang terbuat dari bawang hitam? Jika belum, ada baiknya melihat hasil olahan tangan para ibu di Kabupaten, Malang, Jawa Timur, ini.

Neneng Apriani adalah penggeraknya. Dari tangannya, meluncur berbagai produk berbahan dasar bawang hitam (black garlic) dengan label N'Up Product.

Tak hanya tepung, bawang hitam juga disulap menjadi roti, aneka kue kering, hingga sambal. Awalnya, hal ini dilakukan Neneng sejak 2017. Kemudian, ia berpikir untuk menggerakkan para ibu berproses dan mengolah bawang hitam bersama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Olahan dari bawang hitam dipilih karena kandungan manfaatnya bagi kesehatan. Neneng ingin lebih mempopulerkan bawang hitam melalui berbagai produknya sehingga lebih mudah dikonsumsi.

Modal Rp 10 Juta, Omzet Rp 17 Juta Per Bulan

ADVERTISEMENT

Neneng mengisahkan awalnya pada 2017 usaha olahan bawang hitam ini dirintisnya dengan modal Rp 10 juta. Dalam perjalanannya, ia melibatkan para ibu di lingkungan rumahnya dalam bisnis ini. Tujuannya, agar para ibu ini juga bisa lebih produktif dan menghasilkan secara ekonomi. Hasilnya tak main-main, kini N'Up Product telah beromzet Rp 17 juta per bulan.

Menurut Neneng, usaha yang dijalankan para ibu di lingkungannya ini tak hanya produksi olahan bawang hitam, tetapi juga minuman sari buah markisa. Neneng juga membantu dari sisi pemasaran produk.

Tak puas sampai di situ, Neneng terus mengembangkan diri dan usahanya dengan menjalin koneksi yang lebih luas. Salah satunya, bergabung dengan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) pada 2018. Di SETC, para pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) mendapatkan berbagai pelatihan terkait pengembangan bisnis.

Neneng mengaku tertarik bergabung dengan SETC karena ingin mendapatkan pendampingan dan pelatihan berkelanjutan. Selain itu, ia memiliki kesempatan untuk berpartisipasi di berbagai acara pameran.

N'Up ProductN'Up Product Foto: N'Up Product

Klik halaman selanjutnya >>>

Wawasan Baru soal Strategi dan Manajemen Usaha

Sejak bergabung di SETC, kata Neneng, ia mendapatkan motivasi dan wawasan baru untuk mengembangkan usahanya. Ia belajar soal strategi pemasaran dan manajemen usaha. Berbagai ilmu yang didapatkan melalui SETC membuat Neneng semakin terpacu untuk mengembangkan bisnis dan memberdayakan lingkungan.

Pada masa pandemi ini, ia bersyukur SETC memiliki program Ada dan Andalan. Program ini membantunya tetap optimistis pada masa pandemi yang sempat membuat omzet usahanya turun drastis hingga 50 persen.

Menurut Neneng, program Ada dan Andalan memberikan jalan untuknya mencoba alternatif usaha baru. Neneng membuat kreasi roti maryam beku dengan tetap menggunakan bawang hitam sebagai salah satu bahan baku utamanya.

"Produk tersebut berkembang dan dapat membantu untuk diversifikasi usaha, karena dari usaha tersebut dapat diperoleh omzet rata-rata Rp 1 juta per bulan, dengan sistem by order dan titip toko," jelas Neneng.

Neneng menyebutkan, SETC juga mengarahkannya untuk memanfaatkan jalur pemasaran daring. Sebelum pandemi, pemasaran hanya dilakukan dengan menitipkan produk olahan bawang hitam di berbagai toko. Pembatasan mobilitas masyarakat pada masa pandemi mengakibatkan omzet turun drastis. Setelah mencoba memasarkannya secara online, omzet mulai meningkat.

"Selain itu, konsep pemasaran lain juga ikut terbangun, yaitu dengan memperbanyak reseller. Dengan terobosan tersebut, saya dapat meningkatkan omzet sebesar 40 persen dengan kisaran rata-rata Rp 7-8 juta per bulan. Untuk pemasaran melalui online dapat meningkat sebanyak 20 persen sebesar Rp 2-3 juta per bulan," kata Neneng.

Tak hanya di SETC, Neneng juga aktif dalam komunitas UMKM lainnya dan berperan aktif dengan menjadi pengurus harian salah satu komunitas UMKM di Kabupaten Malang. Bagi Neneng, bergabung di banyak komunitas menjadi ladang motivasi untuk terus semangat berusaha.

"Bergabung dengan komunitas dan mengambil peran sebagai pengurus, merupakan kegiatan sosial yang harus didasari dengan niat saling membantu yang benar-benar tulus," ujar dia.

Sekilas Mengenai SETC

Bukan hanya UMKM pengolahan bawang hitam saja yang menjadi UMKM binaan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC), tapi juga usaha bidang kuliner lainnya, kerajinan tangan, hingga batik.

Pusat pelatihan kewirausahaan terpadu ini merupakan program tanggung jawab sosial PT HM Sampoerna Tbk. melalui payung program Sampoerna Untuk Indonesia. Sampai dengan Maret 2022, SETC sudah 15 tahun mengembangkan UMKM Indonesia untuk terus meningkatkan daya saingnya di tengah tantangan dan perubahan.

Melalui SETC, Sampoerna mendukung upaya pemerintah mengakselerasi pertumbuhan ekonomi terhadap pemberdayaan dan pembangunan kapabilitas UMKM di Indonesia. SETC telah menjangkau lebih dari 56.000 peserta pelatihan di lebih dari 100 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.

SETC juga melibatkan lebih dari 850 pelaku UMKM di SETC Expo (2009 - 2018). Perhelatan ini dikunjungi lebih dari 47.000 orang baik dari dalam dan luar negeri.


Hide Ads