Pada 2019 merupakan awal Roy Wibisono memulai sebagai pengusaha keramik yang diberi nama Naruna. Saat itu pada Agustus 2019, dia memulai produksi pertamanya di garasi rumah.
Berawal dari tiga orang pekerja termasuk dirinya, dia mulai memproduksi cangkir berbahan keramik karena itu merupakan produk yang paling sederhana dan mudah. Penjualan dilakukan secara online.
"Kita jual full online, karena kami produksi masih di garasi, malu kalau customer datang. Kadang kita juga bekerja di warung bubur kacang hijau," kata CEO Naruna Roy Wibisono kepada detikcom, Kamis (24/3/2022).
Roy menyebutkan dia memang sudah menyiapkan cangkirnya untuk pasar premium, jadi harga yang dibanderol sekitar Rp 120 ribu sampai Rp 2 juta untuk set tea pot. Roy paham betul, untuk penjualan secara online dia harus memiliki foto yang bagus untuk menarik konsumen.
Dari foto yang bagus dan promosi yang baik. Penjualan cangkir-cangkir Naruna terus meningkat. "Waktu awal produksi hanya beberapa cangkir, lama kelamaan meningkat terus. Meskipun kadang naik dan kadang turun," jelas dia.
Modal awal yang dikeluarkan Roy untuk membangun Naruna ini sekitar Rp 75 juta. Dia membelikan peralatan Rp 15 juta, kemudian bahan baku Rp 10 juta dan sisanya dijadikan simpanan untuk berjaga-jaga.
Akan tetapi dengan berkembangnya Naruna dan lancarnya penjualan uang simpanan tersebut ternyata tak keluar dan tak tersentuh untuk biaya operasional. Kini Roy sudah memiliki 150 karyawan dengan komposisi 80 orang karyawan tetap dan 70 orang berstatus borongan. Terdiri dari marketing, administrasi, sampai produksi.
Dia menceritakan, dulunya dia merupakan seorang karyawan swasta. Selama 20 tahun dia bekerja dengan orang lain. Dia pernah bekerja di pabrik keramik sebagai pegawai biasa.
Roy ikut istri ke Australia. Cek halaman berikutnya.
(kil/ara)