Cerita Rif'an, Gandeng Keluarga Nelayan Manfaatkan Limbah Bahari

Cerita Rif'an, Gandeng Keluarga Nelayan Manfaatkan Limbah Bahari

Jihaan Khoirunnisaa - detikFinance
Selasa, 29 Mar 2022 21:15 WIB
Kerajinan kulit kerang
Foto: Arshi Bahari
Jakarta -

Rif'an Nur Anisa, merupakan warga Pasuruan, Jawa Timur, sekaligus orang di balik 'Arshi Bahari'. Brand tersebut menghasilkan berbagai olahan limbah bahari berupa kulit kerang.

Di tangan Rif'an, limbah bahari disulap menjadi produk bernilai jual tinggi, seperti gantungan kunci, bros, gorden, dan vas bunga. Tak ingin sukses sendiri, ia turut mengajak keluarga nelayan di sekitarnya untuk terlibat dalam usaha ini.

"Hidup dan menjalankan usaha berdampingan bersama ratusan nelayan membuat saya berpikir bagaimana dapat berbagi dan berkembang bersama lingkungan sekitar," ujar Rif'an dalam keterangan tertulis, Selasa (29/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bermula dari Modal Seadanya

Pada 2016, dengan modal Rp 500.000-Rp 1.000.000, Rif'an mulai mengajak para istri nelayan untuk mengolah limbah bahari. Ia juga mengadakan deretan pelatihan dan pendampingan untuk keluarga nelayan, di antaranya soal bagaimana menghasilkan produk yang baik, pemilihan bahan baku, produksi, hingga pemasaran.

ADVERTISEMENT

Kendati demikian, adanya pandemi COVID-19 menjadi pukulan berat bagi bisnis Rif'an. Diakuinya, omzet usaha menurun drastis bahkan hingga 90 persen. Namun, Rif'an tak patah semangat. Ia tetap optimistis dan berupaya untuk bangkit.

"Meskipun omzet turun, saya selalu optimistis dan bersyukur karena produk saya dapat bertahan lama (tidak basi) dan dapat dijual kembali sembari memikirkan strategi inovasi," tutur dia.

Selalu ada hikmah dari setiap peristiwa. Ini pula yang dirasakan Rif'an setelah menghadapi ujian bisnis pada masa pandemi. Pandemi memaksanya untuk mencari cara lain dalam memasarkan produk-produk olahan limbah bahari.

Rif'an mengatakan sempat mengikuti sejumlah kegiatan, termasuk kegiatan di desa dan kecamatan. Momen tersebut dimanfaatkannya untuk memperkenalkan dan memasarkan produknya.

Tak hanya itu, selama pandemi, Rif'an yang sudah bergabung menjadi salah satu UMKM binaan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) sejak 2019, aktif mengikuti mengikuti program SETC.

Baca Selanjutnya >>>

Menurut dia, program-program yang diadakan SETC berdampak positif bagi usahanya dan memberikan pengaruh positif bagi perekonomian keluarga. Selain itu juga mendorongnya untuk terus melakukan inovasi bisnis, termasuk bekal adaptasi dan bangkit dari pandemi melalui bisnis online.

Beberapa program yang diikuti Rif'an yaitu Ada dan Andalan, Budidaya Tanaman Obat Keluarga (TOGA), webinar New Normal, dan Festival Sampoerna untuk UMKM. Rif'an juga membagikan ilmu dan wawasan yang didapatkannya dari SETC kepada warga sekitar, khususnya istri nelayan.

Sebagai informasi, Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) merupakan perwujudan tanggung jawab sosial PT HM Sampoerna Tbk., di bawah payung program Sampoerna untuk Indonesia.

Melalui SETC, Sampoerna mendukung upaya pemerintah mengakselerasi pertumbuhan ekonomi terhadap pemberdayaan dan pembangunan kapabilitas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia.

Pembinaan UMKM SETC dilakukan melalui pelatihan kewirausahaan terpadu yang meliputi hard skill maupun soft skill di bidang budidaya pertanian, peternakan, dan keterampilan lainnya. Selain pelatihan, SETC juga memfasilitasi riset terapan, pendampingan dan jejaring pasar, konsultasi usaha, serta jejaring UMKM.

SETC yang diresmikan pada Maret 2007 tersebut dilengkapi fasilitas untuk mendukung pengembangan kewirausahaan antara lain ruang pelatihan dan pertemuan, laboratorium kultur jaringan, area untuk ternak, perikanan dan penelitian, serta penginapan.

Pada Maret 2022, SETC telah memasuki usianya yang ke-15 tahun. Selama kurun waktu tersebut, SETC telah menjangkau pelaku UMKM di lebih dari 100 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dan memberi pelatihan kewirausahaan bagi lebih dari 56.000 peserta.


Hide Ads