Perjalanan Kalu, Modal Rp 5 Juta Kini Beromzet Ratusan Juta

Perjalanan Kalu, Modal Rp 5 Juta Kini Beromzet Ratusan Juta

Jihaan Khoirunnisa - detikFinance
Rabu, 30 Mar 2022 09:32 WIB
Produk UMKM
Foto: Kalu
Jakarta -

Kalu' berawal dari keinginan Dyah Yesnita Narendra Dewi untuk memiliki lebih banyak waktu bersama ketiga anaknya. Keinginan itulah yang menjadi dorongan bagi wanita yang akrab disapa Naren untuk mendirikan usaha kerajinan tangan.

Bagi Naren, memiliki usaha sendiri memberikannya keleluasaan waktu untuk keluarga seraya tetap berdaya secara ekonomi. Dia mengatakan produk-produk Kalu berfokus pada produk kerajinan tangan, seperti kebaya, surjan, celana, souvenir, bingkisan, dan syal dari kain tenun lurik dengan motif khas Yogyakarta. Selain itu, Kalu juga menerima pesanan sesuai keinginan konsumen alias kustom.

Alasan Memilih Lurik

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Naren mengaku pilihannya jatuh pada produk dari kain lurik karena ia ingin mengangkat budaya lokal Yogyakarta. Selain itu, ia juga melihat ada peluang bisnis yang cukup besar, terutama jika dipasarkan secara daring.

Dengan modal Rp 5 juta pada 2011, Naren mulai membangun usahanya dengan menggaet seorang perajin dan seorang penjahit.

ADVERTISEMENT

"Saya memperoleh pengrajin lurik pertama di daerah Klaten. Dari sana lah (saya) mulai bekerja sama dengan pengrajin tersebut," ujar Naren dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (30/3/2022).

Perjalanan awal membangun bisnis ini tak lepas dari bantuan sang suami yang mengurus izin melakukan jual beli secara online. Setelah mengantongi izin tersebut, Naren menjadi semakin percaya diri untuk memasarkan produk ke masyarakat.

Ikut dalam Berbagai Event dan Kompetisi

Naren tak hanya memusatkan perhatiannya pada pengembangan usaha, tetapi juga aktif mengikuti berbagai kompetisi. Langkah ini dianggapnya bagian dari mengembangkan usaha. Seperti pada tahun 2013 lalu, dia mengikuti kompetisi yang diadakan Bank Indonesia. Dari kompetisi itu, dia memperoleh hadiah berupa modal kerja untuk mengembangkan Kalu.

Selanjutnya, pada 2019 Naren ikut program pemberdayaan yang diadakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY bekerja sama dengan 'Sampoerna untuk Indonesia'. Tujuan program tersebut, yakni untuk membantu UMKM naik kelas. Program ini berlangsung selama 6 bulan dengan beberapa rangkaian kegiatan.

"Sejak saat itu, saya selalu mengikuti kegiatan atau program Sampoerna Untuk Indonesia. Salah satunya pada tahun 2020, Festival Sampoerna untuk Indonesia," terang Naren.

Ia mengaku tertarik mengikuti program-program pelatihan dan pembinaan UMKM dari 'Sampoerna untuk Indonesia' yang dilaksanakan oleh PT HM Sampoerna Tbk. karena telah merasakan manfaat dari program itu. Menurutnya, program tersebut memberikan pembelajaran dan wawasan baru soal pengetahuan perencanaan (business model canvas), cara manajemen waktu, serta langkah berkolaborasi dengan sesama UMKM.

"Semua ilmu yang diberikan oleh Sampoerna sangat bermanfaat untuk mengembangkan usaha," kata Naren.

Klik halaman selanjutnya: Omzet capai Rp 300 juta >>>

Omzet Capai Rp 300 juta

Berkat ilmu yang didapat setelah bergabung menjadi mitra binaan Sampoerna, Naren mengatakan omzet Kalu melejit pesat. Setiap bulannya, setidaknya ia mengantongi Rp 150 juta hingga Rp 300 juta.

Dikatakannya, omzet tersebut tidak langsung dihabiskan untuk keperluan usaha, melainkan ia sisihkan sebanyak 2,5 persen untuk zakat. Selain itu, Naren juga terlibat dalam program 'Jumat Barokah' yang diadakan 2 minggu sekali dengan membagikan makanan kepada orang-orang yang membutuhkan di sekitar lokasi warehouse Kalu.

"Saya selalu percaya, setiap perbuatan baik yang selalu Kalu lakukan untuk orang-orang tidak akan terwujud tanpa doa yang selalu disisipkan dari mereka. Dan semua terbukti sampai sekarang. Kalu sudah semakin maju dengan adanya warehouse, 11 karyawan, dan 25 kepala pengrajin dan penjahit," papar Naren.

Kini, Kalu sudah berhasil menembus B2B market dan B2C market dalam hal pemasaran. Naren juga tengah mempersiapkan rencana ekspor agar Kalu dikenal secara lebih luas.

Diketahui, Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) merupakan pusat pelatihan kewirausahaan terpadu yang meliputi hard skill maupun soft skill di bidang budidaya pertanian, peternakan, dan keterampilan lainnya. Selain pelatihan, SETC juga memfasilitasi riset terapan, pendampingan dan jejaring pasar, konsultasi usaha, serta jejaring UMKM.

Pembinaan UMKM adalah bagian dari payung program Sampoerna untuk Indonesia yang merupakan wujud tanggung jawab sosial PT HM Sampoerna Tbk. Pada Maret 2022, SETC telah memasuki usianya yang ke-15 tahun. Melalui SETC, Sampoerna mendukung upaya pemerintah mengakselerasi pertumbuhan ekonomi terhadap pemberdayaan dan pembangunan kapabilitas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia.

SETC yang diresmikan pada Maret 2007 tersebut dilengkapi fasilitas untuk mendukung pengembangan kewirausahaan antara lain ruang pelatihan dan pertemuan, laboratorium kultur jaringan, area untuk ternak, perikanan dan penelitian, serta penginapan.

Dalam perjalanannya selama 15 tahun, SETC telah menjangkau pelaku UMKM di lebih dari 100 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Hingga Desember 2021, SETC telah melatih lebih dari 56.000 peserta, serta mengajak partisipasi dari lebih dari 850 pelaku UMKM pada SETC Expo (2009 - 2018), sebuah ajang pameran dan jejaring UMKM tahunan. Perhelatan ini dikunjungi lebih dari 47.000 orang baik dari dalam dan luar negeri.


Hide Ads