Membangun usaha tidak hanya mencari keuntungan semata. Setidaknya prinsip inilah yang dipegang oleh Nendi, selaku founder Miss Jenny Inclusive. Diakui Nendi, bisnis yang dibangunnya untuk membantu mendorong kemandirian komunitas dan kelompok rentan selama pandemi.
"Miss Jenny Inclusive bukan punya saya sendiri. Miss Jenny saya bangun untuk memenuhi kebutuhan kawan-kawan komunitas, kelompok rentan, untuk survive di masa pandemi. Membangun kesadaran mereka untuk mandiri secara ekonomi," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (1/8/2022).
Diketahui, usaha Miss Jenny Inclusive memproduksi berbagai kreasi tote bag, pouch, dan clutch dari kanvas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nendi mengatakan di awal masuknya pandemi COVID-19 atau sekitar bulan Maret 2020, tidak sedikit masyarakat yang mengalami guncangan ekonomi. Hal itu pula yang dilihatnya terjadi pada komunitas transpuan. Mereka mengalami kesulitan ekonomi akibat situasi pandemi COVID-19.
Dua tahun lalu, kata Nendi, banyak yang susah mendapatkan pemasukan. "Saya mengajak kawan-kawan komunitas berwirausaha di masa COVID-19 untuk berinovasi dan memasarkannya secara online," kata Nendi.
Produk yang mereka hasilkan adalah tote bag multifungsi yang bisa digunakan untuk bekerja maupun berbelanja. Semuanya dilakukan secara otodidak, mulai dari belajar desain hingga menjahit. Nendi menekankan meski awalnya ia berjalan sendiri, kini banyak yang tertarik untuk belajar dan berkreasi di Miss Jenny Inclusive.
"Miss Jenny bukan punya saya sendiri. Saya membangunnya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi kawan-kawan komunitas rentan sehingga bisa survive di masa pandemi ini," ujar dia.
Dengan modal sekitar Rp3 juta, Nendi menggunakannya untuk pengadaan mesin jahit dan bahan-bahan lainnya meski dalam jumlah minim. Ia bersama teman-temannya belajar selama tiga bulan untuk membuat produk-produk tersebut.
Produk Miss Jenny Inclusive tidak hanya dipasarkan di sekitar Yogyakarta, tetapi juga ke berbagai daerah hingga mancanegara. Bahkan, Miss Jenny Inclusive mendapatkan pesanan kesekian kalinya dari seorang konsumen di Belanda.
"Dia tertarik dengan produk Miss Jenny Inclusive. Sebelumnya pernah pesan, sekarang pesan lagi 30 pcs tote bag untuk bulan September," kata Nendi.
Bagi Nendi, repeat order dari konsumen ini menunjukkan produk yang dihasilkan kelompok rentan ini diakui secara kualitas. Hal ini menjadi penyemangat bagi Nendi dan kawan-kawannya.
"Karena mereka pasti melihat kualitasnya, kalau sampai mau memesan ulang," ujarnya.
Terus Belajar Mengembangkan Bisnis
Simak Video "Video: APINDO Sebut UMKM RI Masih Keterbatasan Akses Modal"
[Gambas:Video 20detik]