Bisnis kos-kosan merupakan salah satu investasi dengan prospek cukup menjanjikan. Harga sewa yang terus naik bisa diandalkan jadi penghasilan setiap bulan.
Seperti yang dirasakan Wido (68), pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Jawa Tengah sejak 2013 itu bisnis kos-kosan dari akhir 2012. Berkat itu, dirinya tinggal menunggu uang datang dengan sendirinya setiap bulan.
"Sampai saat ini bagi saya (bisnis kos-kosan) masih menjanjikan. Kita modal awal pertama terus ada bayaran setiap bulan, itu istilahnya uang datang sendiri. Kita tidak pernah pasang iklan, tapi dari mereka datang sendiri, tahu berdasarkan informasi dari orang yang dikenal," kata Wido saat berbincang dengan detikcom, ditulis Kamis (8/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wido cerita bisnis kos-kosannya dibangun di atas rumahnya dengan lahan 250-an meter di Semarang. Lokasinya yang strategis dekat dengan kampus, membuat kos-kosannya banyak diminati sehingga dari awalnya 3 pintu berkembang jadi 15 pintu.
Kos-kosan milik Wido memiliki harga sewa sekitar Rp 450 ribu/bulan, sudah diisi perabotan kecuali listrik yang harus dibayar penyewa. Jadi jika dihitung pendapatannya dari bisnis tersebut mencapai Rp 6,75 juta/bulan.
"Kami sediakan untuk fasilitasnya ada untuk masak, itu free termasuk untuk perkakas ada piring, panci, wajan dan seterusnya itu kami sediakan semua," ucapnya.
![]() |
Awalnya Wido hanya membangun kos-kosan 3 pintu dengan modal Rp 80 juta. Jumlahnya bertambah jadi 15 pintu berkat pinjaman modal dari PT Pertamina (Persero) lewat program pendanaan usaha mikro kecil.
"Kebetulan tetangga itu ada yang pegawai Pertamina tapi anak perusahaannya, dia cerita kalau di Pertamina ada kemitraan binaan yang bisa memberikan pinjaman untuk permodalan. Semua saya lengkapi persyaratannya, mereka survei terus disetujui. Permintaan pertama saya itu Rp 60 juta, terus Rp 100 juta, dan Rp 100 juta, jadi saya tiga kali pinjam," bebernya.
Saat ini pinjaman Wido ke Pertamina diakui sudah lunas. Ia menyebut program pendanaan usaha mikro kecil itu sangat membantu bagi pengembangan usaha masyarakat yang minim modal seperti dirinya.
"Cicilannya pertama bunganya masih 6% satu tahun, terus setelahnya 3% karena saya dianggap baik mungkin ya, itu saya bayar terus. Tidak ada potongan sama sekali, jadi benar-benar membantu pinjaman dari Pertamina itu bagi mereka yang memang usaha, bukan untuk konsumtif ya bisa jalan," ucapnya.
Wido mengaku sempat kesulitan bayar cicilan ke Pertamina yang saat itu Rp 3 jutaan/bulan karena pandemi COVID-19 membuat kos-kosannya tidak berpenghuni. Untungnya situasi itu tidak berlangsung lama sehingga kos-kosan kembali terisi dan dirinya bisa melunasi pinjaman tersebut.
"Hanya sekali itu mestinya angsurannya Rp 3 juta lebih, hanya saya bayar separuh, itu sekali saja, berikutnya lancar. Malah pinjaman pertama belum ada tiga tahun saya lunasi, terus ambil lagi gitu," jelasnya.
Mau bisnis kos-kosan seperti Wido? Hal pertama yang harus dipastikan adalah memiliki lahan di lokasi strategis seperti dekat dengan perguruan tinggi atau pabrik. Jika keterbatasan modal, tak ada salahnya mengajukan pinjaman resmi dengan bunga murah seperti yang ditawarkan Pertamina.
"Syukur-syukur kalau daerahnya ada mitra binaan seperti Pertamina itu sangat membantu sekali. Alhamdulillah saya bisa mengembangkan (bisnis kos-kosan) walaupun dengan utang, tapi alhamdulillah sekarang sudah lunas semua tinggal menikmati hasilnya," tandasnya.
(aid/ara)