Jualan Kremesan Bola-bola Ubi Bantu Soleha Sarjanakan Anak

Jualan Kremesan Bola-bola Ubi Bantu Soleha Sarjanakan Anak

Jihaan Khoirunnisaa - detikFinance
Minggu, 09 Jul 2023 10:55 WIB
Soleha, pelaku UMKM
Foto: detikcom/Jihaan Khoirunnisaa
Probolinggo -

Soleha Carangmas (51), warga Desa Bhinor, Kabupaten Probolinggo harus menjadi tulang punggung keluarga sejak kepergian suami beberapa tahun silam. Ia berjuang untuk mencari nafkah bagi ketiga anaknya yang kala itu masih sekolah.

Demi bisa menghidupi anak-anaknya, ia pun menggantungkan harapannya dengan berjualan carangmas, atau kremesan bola-bola yang terbuat dari ubi jalar.

"Saya ditinggal suami tahun 2015. Terus saya nganggur. Saya kan punya 3 anak, ada yang TK, ada yang kuliah. Jadi saya bikin usaha carangmas di tahun 2017," katanya saat ditemui tim detikcom beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soleha mengatakan hasil jualan carangmas yang ia terima tidak banyak. Dahulu ia hanya mampu mengantongi Rp 200-500 ribu, karena belum banyak yang mengenal produknya.

Lambat laun, usaha carangmasnya semakin berkembang hingga kini bisa menghasilkan omzet jutaan per bulan. Meski tak seberapa besar, namun dia bersyukur penghasilannya mampu untuk membayar kebutuhan sehari-hari serta biasa sekolah anak. Bahkan dari jualan tersebut Soleha mampu menyekolahkan anak keduanya hingga sarjana.

ADVERTISEMENT

"Dengan usaha dan doa sehingga bisa sekolahkan anak sampai lulus. Terus juga bisa menyekolahkan anak yang masih kelas 5, bagaimana bisa seperti kakaknya," tuturnya.

Soleha mengaku tak masalah harus bekerja membanting tulang asalkan anak-anaknya bisa mengenyam pendidikan yang layak. Harapannya satu, ingin agar ketiga anaknya sukses dan tidak bergantung pada orang lain ketika dewasa nanti.

"Anak-anak harus punya ilmu sebagai bekal hidup. Jadi bisa berusaha sendiri, terus ya gimana jadi orang yang bermanfaat," tuturnya.

"Sekarang lega, (anak yang besar) sudah bisa kerja sendiri," imbuh Soleha.

Soleha mengatakan di masa-masa awal merintis usaha rumahan, ia tidak memiliki modal. Bahkan dirinya harus berutang kepada tetangga dan keluarga.

CarangmasFoto: dok. Istimewa


Selain itu dia juga mengajukan pinjaman kepada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Pinjaman KUR tersebut digunakan untuk menambah alat produksi carangmas, seperti food processor.

"Pinjam di BRI tahun 2017. Awalnya sedikit untuk produk carangmas ini. habis itu lunas, pinjam lagi. Nambah buat bikin dapur. Karena dulu buat carangmas ya di teras. Sekarang alhamdulilah sudah buat dapur, sehingga lebih leluasa memasak," paparnya.

Diakui Soleha, food processor sangat membantunya karena mempercepat proses memasak. Dibandingkan saat memakai parutan, dengan food processor kini ia mampu memproduksi hingga 15 renteng yang berisi 12 carangmas.

"Pakai parutan perlu waktu lama. Biasanya dapat 5 renteng (isi 12 buah)," tuturnya.

Di samping permodalan, Soleha menyebut dirinya juga masih terkendala pemasaran. Hingga saat ini, ia masih menjual carangmas dalam bentuk rentengan seharga Rp 1.000 ke warung sekitar rumah. Meski sudah tersedia kemasan besar 250 gram seharga Rp 10 ribu yang dipasok ke Wisata Cafe dan Resto Pantai Bohay.

Karenanya dia merasa terbantu setelah BankBRI hadir untuk memberikan pelatihan seputar pemasaran dan branding. DitambahBRI juga membantu mengemas produkcarangmasnya sehingga menjadi lebih menarik.

Sementara itu, Mantri Bank BRI Unit Paiton Ninik Anggraini menambahkan pihaknya menyediakan pinjaman bagi pelaku UMKM, baik berupa KUR maupun kredit Ultra Mikro (UMi). Pinjaman ini ditujukan untuk membantu UMKM agar bisa naik kelas.

"Mereka dapat kredit KUR. Di sana juga sudah ada Agen BRIlink untuk membantu pembayaran dan kredit, termasuk kredit UMi. Mereka yang tidak punya jaminan untuk utang ke bank yang lebih besar, bisa utang di UMi sampai Rp 10 juta dan tanpa jaminan," terangnya.

Di sisi lain, Kepala Desa Bhinor, Hostifawati mengapresiasi dukungan BRI terhadap pelaku usaha di wilayahnya, baik melalui bantuan permodalan maupun pembinaan. Sebab menurutnya tidak sedikit masyarakat Desa Bhinor yang menekuni bidang usaha.

"Termasuk juga pelayanan digital, di sini juga ada agen BRIlink, jadi masyarakat kalau mau bayar apa-apa, nggak usah jauh-jauh," katanya.

Sebagai informasi, Desa Bhinor terpilih sebagai salah satu finalis program Desa BRILian 2022. Desa BRILian merupakan program pemberdayaan desa yang dikembangkan oleh Bank BRI untuk menghasilkan role model dalam pengembangan desa sebagai bentuk agent of development dalam mengembangkan desa.


Hide Ads