Boneka kerap menjadi mainan anak-anak hingga pajangan, tak disangka di salah satu perkampungan di Bekasi terdapat UMKM yang memproduksi boneka dan telah ada sejak tahun 2012.
Mungkin memang jalan hidup bagi Titi (34) dan suaminya di dunia boneka, keduanya sebelum membuka usaha ini merupakan karyawan di pabrik boneka. Meski berbeda pabrik namun jodoh membawanya hingga kini membuka usaha boneka skala kecil di rumahnya.
Berbagai jenis macam boneka bisa dibuatnya seperti teddy bear, milk bear, panda, kucing, boneka macan hingga yang terbaru bantal leher. Menjelang lebaran kini usaha milik Titi lebih fokus memproduksi bantal leher.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam usaha ini Titi tidak sendiri, sebab ia dan suami hanya merupakan jasa produksi. Semua pesanan awalnya diambil oleh sang bos yang memintanya untuk membuatkan jenis-jenis boneka.
Tak tanggung-tanggung dalam sehari Titi dan 12 karyawatinya mampu memproduksi hingga 300 boneka, namun jika sedang banyak orderan bisa hingga 500 boneka.
"Nggak tentu kadang 500 kadang 300 itu sehari itu produksi tapi seringnya 300 yang stabil, karena karyawati saya ada 12 orang tapi saat puasa hanya 8 orang". Cerita Titi sambil mengasuh anak bungsunya di Mustika Sari, Bekasi, Senin (25/3/2024).
Saat ditemui usaha Titi di rumah tengah libur pada hari Senin, Titi menyebut orderan boneka tengah lesu dalam dua tahun terakhir. Puncaknya saat COVID-19 melanda, sang suami hingga harus bekerja serabutan guna mencukupi kehidupan Titi dan ketiga anaknya.
Perlahan usaha boneka mulai bangkit, Titi membutuhkan modal untuk menyambut orderan. Buah dari obrolan dengan rekannya yang menyarankan untuk ambil pinjaman KUR di BRI membuatnya langsung tancap gas ke Kantor BRI Unit Pondok Timur, Bekasi.
Tak butuh waktu lama, Titi menjelaskan kemudahan dalam proses peminjamannya bahkan hanya membutuhkan waktu satu hari hingga uangnya cair. Saking mudah dan herannya ia menyangka tengah dalam mimpi.
"Dari teman ngobrol ngasih tau pas banget memang rezekinya. Siang nanya, sore ngasih tau, besoknya jalan langsung survei, besoknya langsung acc sekilas kaya mimpi aja, kok gampang banget sih sehari cair hari kamis survey jumatnya langsung cair. Dipermudah banget sama BRI kaya mimpi aja". Lanjut Titi.
Diketahui Titi mengambil KUR BRI dengan nominal Rp 25.000.000 rupiah dengan angsuran Rp 760.000 selama 3 tahun. Menurutnya nominal tersebut sangat kecil dan membantu usaha kecil.
Uang tersebut digunakannya untuk membeli mesin terbaru, dampaknya Titi dan belasan karyawatinya mampu mencapai target pesanan dari bosnya.
Titi biasa membuat boneka dengan berbagai ukuran dari 8 centimeter hingga 2 meter, boneka yang produksinya dikirim ke pasar Cikampek, Ciawi hingga Bandung.
Dalam produksinya Titi mematok harga murah seperti boneka dengan ukuran L ia beri harga 26 ribu rupiah dengan minimal order 50 buah. Biasanya Titi mendulang omset paling sedikit Rp 8.000.000 hingga 12.000.000 juta perbulannya.
"Omzetnya kalo kuantitas lagi ramai untuk sebulan bisa 12 juta paling sedikit 8 juta". Tutup Titi.
Tak sendirian, Titi juga merangkul para tetangga yang merupakan ibu rumah tangga untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Awalnya usaha Titi ini hanya dilakukan sekeluarga, namun dua tahun berjalan Titi mulai mengajak lingkungan sekitar untuk turut membantunya.
Seperti Dedeh (39) yang merupakan tetangga di lingkungan rumah Titi, meski baru bekerja selama tiga tahun namun Dedeh bersyukur bisa mendapatkan uang tambahan. Selain bekerja di sini Dedeh juga merupakan buruh cuci baju yang dilakukannya seminggu dua kali.
Ibu rumah tangga ini masih harus berjuang untuk menyekolahkan anak keduanya yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Sebab sang suami tak lagi bekerja karena sakit, sambil memasukkan dakron ke bantal leher Dedeh menceritakan sehari-harinya ia harus menyiapkan kebutuhan anak dan suami sebelum berangkat ke rumah Titi.
"Sebelum berangkat (bekerja) ngurus anak, masak dulu bebenah dulu nyuci dulu, udah rapih baru kesini. Soalnya suami saya sakit mas udah ga kerja sakit jantung." Cerita Dedeh yang duduk persis di samping pintu rumah Titi.
Bekerja di rumah Titi membuatnya tak lagi jenuh, sambil tersenyum Dedeh menjelaskan tugasnya yaitu memasukkan dakron ke bantal leher yang ada di tangannya.
"Seneng di sini mah bisa ketawa-ketawa mas, kalo di rumah mah manyun bae, jenuh". Tutup Dedeh.
Diketahui para karyawati yang bekerja disini masuk pada jam 8 pagi dan pulang pada jam 3 sore, selain itu para karyawati yang juga merupakan tetangga Titi boleh membawa pulang pekerjaannya dan dikerjakan di rumah.
Masing-masing karyawati dipatok jasa borongan, masing-masing orang memainkan peran berbeda. Bahkan ada yang bekerja sejak 10 tahun lalu, nantinya para karyawati akan membawa pulang uang hingga Rp 1 Juta per bulan.
(hns/hns)