Dodol Bikin Nurhayati Panen Pesanan dan Cuan Jelang Lebaran

Dodol Bikin Nurhayati Panen Pesanan dan Cuan Jelang Lebaran

Niken Widya Yunita - detikFinance
Sabtu, 30 Mar 2024 10:48 WIB
Dodol DTungku
Nurhayati, pemilik dodol D'Tungku Dodol Hj Muhaya/Foto: Niken Widya Yunita/detikFinance
Jakarta -

Dodol menjadi salah satu makanan yang paling dicari masyarakat menjelang Lebaran. Hal itu membuat pengusaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kebanjiran pesanan. Salah satunya Nurhayati (37). Pemilik dodol bernama D'Tungku Dodol Hj Muhaya di Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ini pun panen pesanan.

Bayangkan saja, 25 reseller Nur sudah memesan 351 kg dodol kepadanya seminggu sebelum 10 hari lebaran. Umumnya pemesanan dodol ramai mulai 10 hari menjelang lebaran. Menurut Nurhayati, pesanan dodol menjelang lebaran biasanya mencapai 3 ribu kg. Padahal biasanya Nurhayati membuat 36 kg dodol dalam 2 kali selama seminggu dengan modal Rp 860 ribu.

Dengan panen pesanan, sudah dipastikan Nurhayati mendapat cuan banyak. Harga dodol yakni 50 ribu per kilogram bagi yang beli di tempat usahanya. Namun bagi reseller dia menjual Rp 48 ribu per kilogram. Jika dodol memakai keranjang, Nurhayati mematok harga Rp 60 ribu. Nurhayati pun dapat meraih omzet sekitar Rp 150 juta selama Ramadan dan menjelang Lebaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Peningkatan (produksi dodol) 100 persen atau 2 kali lipat kalau Ramadan. Sebulan selama Ramadan kita bisa bikin 3.000 kg dengan omzet Rp 150 juta," kata Nurhayati ditemui di tempat usahanya di Desa Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, baru-baru ini.

Sementara untuk cuan, Nurhayati mendapatkannya setelah dipotong untuk bahan baku dodol dan membayar upah karyawannya selama Ramadan. Tidak lupa Nurhayati juga membayar THR karyawan tetap dan karyawan musiman menjelang 10 hari lebaran, dengan total sekitar Rp 6 juta.

ADVERTISEMENT

Pada hari biasa, Nurhayati hanya memiliki 1 karyawan yang sudah sekitar 30 tahun bekerja bersamanya yakni Karna (55). Namun seminggu menjelang Lebaran pemesanan dodol membeludak dan dia akan menambah karyawannya. Proses produksi juga dilakukan dari yang awalnya hanya sekali, menjadi 5 kali.

Proses memasak dodol setiap paginya sekitar pukul 07.00-10.30 WIB pada hari selain Ramadan. Namun selama Ramadan dan menjelang lebaran, proses produksi menjadi sampai malam.

"Satu minggu mendekati lebaran, karyawan bekerja 5, pembungkus 3, penjaga toko 1. Dodol dibikin sampai pukul 23.00 WIB," tuturnya.

Untuk pengemasan juga dilakukan sejak dodol tidak panas sekitar 2 jam setelah selesai masak. Untuk pemesanan dodol untuk reseller dibatasi sampai H-3 lebaran. Namun bagi konsumen biasa disediakan waktu pada H-3 lebaran.

Nurhayati memiliki 25 reseller dari Depok, Jakarta, dan Bogor. Lalu dia juga menitipkan dodol ke toko di Parung Kuda, Sukabumi. Dodol D'Tungku akan bertahan selama seminggu karena tidak memakai pengawet makanan. Jika sudah seminggu tekstur dodol akan keras. Lalu kalau sudah keras bisa ditaruh di dalam kulkas selama berbulan-bulan. Bisa juga dodol digoreng pakai tepung terigu dan dibaluri tepung roti.

"Dodol yang digoreng rasanya lebih enak. Saya juga pakai kulit lumpia, lalu digulung, rasanya crunchy. Semuanya masih layak konsumsi asal tidak berjamur," tuturnya.

Dodol D'TungkuPenampakan D'Tungku Dodol Hj Muhaya/Foto: Niken Widya Yunita/detikFinance

Kisah Nurhayati bisnis dodol di halaman berikutnya. Langsung klik

Mulai Usaha Dodol

Nurhayati memulai bisnis dodol sejak tahun 2021. Dia memulai bisnis turun temurun dari neneknya Amanah lalu turun ke ibunya yang bernama Hajjah Muhaya. Nurhayati awalnya tidak terjun langsung bisnis dodol. Namun setelah ibunya sakit-sakitan, dia pun terjun langsung mengelola dodol legenda ini.

Usaha Nurhayati juga membutuhkan suntikan nyawa dari Kredit Usaha Mikro (KUR) bank yakni Bank Rakyat Indonesia pada tahun 2020 senilai Rp 100 juta dengan cicilan Rp 3 juta selama 3 tahun. Dia ingin meminjam KUR BRI lagi namun saat ini dia masih memiliki cicilan mobil.

Program KUR adalah salah satu program pemerintah dalam meningkatkan akses pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang disalurkan melalui lembaga keuangan dengan pola penjaminan. Dalam situs BRI disebutkan, KUR BRI terbagi menjadi KUR Mikro BRI dan KUR Kecil BRI.

KUR Mikro BRI adalah kredit modal kerja atau investasi dengan plafon sampai Rp 5 juta per debitur. Sedangkan KUR kecil BRI adalah kredit modal kerja dengan plafon lebih dari Rp 50 juta hingga Rp 500 juta per debitur.

Salah satu persyaratan debitur baik KUR Mikro BRI dengan KUR kecil BRI yakni tidak sedang menerima kredit perbankan kecuali kredit konsumtif seperti Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), dan kartu kredit.

Dodol D'TungkuTempat dijualnya Dodol D'Tungku Dodol Hj Muhaya/ Foto: Niken Widya Yunita/detikFinance

Hide Ads