Kisah Puguh Bikin Karpet Handmade hingga Laku Dibeli Artis Luar Negeri

Saatnya Jadi Bos

Kisah Puguh Bikin Karpet Handmade hingga Laku Dibeli Artis Luar Negeri

Samuel Gading - detikFinance
Selasa, 30 Jul 2024 07:00 WIB
Artis Luar Negeri Kepincut Karpet Made in RI
Kisah Puguh Bikin Karpet Handmade hingga Laku Dibeli Artis Luar Negeri/Foto: Dok. Pribadi
Jakarta -

Bisnis karpet buatan tangan ternyata bisa mendulang banyak cuan bahkan laku hingga mancanegara. Namun, semua ini tidak datang cuma-cuma, konsistensi terhadap detail dan pengembangan produk menjadi kunci suksesnya.

Adi Puguh Pangeksi adalah pelopor Locarpet Craft. Diproduksi di Magelang, Jawa Tengah, Locarpet sukses menyulap produk yang terkesan sepele menjadi bernilai tinggi. Mayoritas pembelinya berasal dari luar negeri bahkan merek fesyen dan musisi internasional. Di antaranya seperti Post Malone, Pleasures, Jonah Hill, Travis Barker, Blink 182, sampai David Beckham.

Kepada detikcom, Puguh, sapaan karibnya, mengaku merintis bisnis karpet buatan tangan setelah curhat dengan salah seorang temannya pada akhir Mei 2020. Kala itu, ia sedang gundah gulana karena bisnis pakaiannya runtuh imbas gempuran pandemi COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sewaktu pandemi bisnisku kolaps dan tidak bisa dilanjutkan lagi, sampai merumahkan pegawai. Akhirnya aku curhat sama temenku yang punya pabrik karpet. Selang tiga hari aku kepikiran, kayaknya bisa deh ya berbisnis karpet buatan tangan biar bisa survive," ungkapnya, Sabtu (27/7/2024) lalu.

Artis Luar Negeri Kepincut Karpet Made in RIArtis Luar Negeri Kepincut Karpet Made in RI Foto: Dok. Pribadi

Berangkat dari keluh kesah tersebut, Puguh menggandeng kawannya untuk membantu Locarpet Craft. Konsepnya sederhana, Puguh membuat desain karpet, portfolio, dan mengelola akun medsosnya, sementara kawannya mengurus produksi.

ADVERTISEMENT

Siapa yang sangka, baru seminggu menjalankan usaha, Locarpet menerima pesanan dari artis luar negeri. Artis tersebut adalah rapper Post Malone. Salah seorang tim kreatif Post Malone menjelaskan rapper asal New York, Amerika Serikat itu tertarik memesan ratusan karpet. Jumlah totalnya sekitar 900 pcs dalam kurun enam bulan.

"Mereka mengirim pesan lewat direct message Instagram. Setelah dari Post Malone ini, alhamdulillah, orderan semakin bertambah banyak," jelasnya.

Belasan musisi dan merek internasional beramai-ramai menghubungi Locarpet. Jumlahnya bisa mencapai 500 pesanan dalam sehari. Puguh sukses bangkit dari keterpurukan bahkan merekrut kembali pegawai bisnis lamanya.

Artis Luar Negeri Kepincut Karpet Made in RIArtis Luar Negeri Kepincut Karpet Made in RI Foto: Dok. Pribadi

Tidak sampai setahun, Locarpet mendapat eksposur dari berbagai media internasional. Dua di antaranya adalah akun media streetwear rakasasa seperti Hypbeast dan Complex. Karena kualitas dan keunikan karpet buatan tangan, Locarpet sempat dikira berasal di California, AS. Padahal, bisnis itu berada di Indonesia.

"Mereka sepertinya mengira kita brand dari California karena 85% follower-nya adalah orang luar negeri, padahal aslinya di Magelang. Sampai kita di posting di Complex, Hypebeast, media Rusia ada juga, media Asia, media Eropa, eksposurnya sangat besar," jelasnya.

Dalam kurun 2021 sampai 2022, Puguh mengaku beruntung karena omzet usahanya cukup besar. Ia mengaku bisa memperoleh omzet miliaran rupiah dalam sebulan.

"Kita bisa mendapatkan sekitar ratusan juta sebulan, dan miliaran setahun omzetnya. Pernah pula sebulan kita mendapatkan miliaran. Itu paling besar," bebernya.

Resep sukses tembus pasar internasional di halaman berikutnya.

Resep Sukses Tembus Pasar Internasional

Puguh mengatakan salah satu kunci keberhasilan pada bisnisnya adalah positioning di pasar, upskilling, adaptasi, dan inovasi produk. Locarpet bisa berkembang pesat karena kala itu belum ada usaha khusus yang bergerak di bidang pembuatan karpet custom dengan tangan di pasar Indonesia bahkan AS secara masif.

Namun, dia menjelaskan pemaknaan karpet di AS dan Indonesia berbeda. Jika karpet sering diasosiasikan dengan alas kaki di Tanah Air, karpet justru identik dengan karya seni di 'Negeri Paman Sam'. Inilah yang membuat produk Locarpet memiliki tempat tersendiri di mata kliennya.

Karena faktor ini pula, Puguh menjelaskan mayoritas pembeli produk Locarpet berasal dari luar negeri. "Kalau di Indonesia mungkin karpet ya karpet saja, permadani, karpet turki, tapi bagi warga AS sesuai yang spesial, apalagi jika dibuat custom dengan tangan. Tidak masalah bagi mereka untuk membeli karpet yang juga punya estetika alias nilai seni tinggi. Karpet menjadi barang koleksi," bebernya.

Meskipun demikian, Puguh mengatakan Locarpet berjalan bukan tanpa tantangan. Mereka sempat terkendala masalah persaingan harga dengan China yang produk-produknya dijual dengan harga murah, ongkos logistik, sampai persoalan regulasi pemerintah.

Puguh menjelaskan bisnisnya bisa melesat cepat karena menempuh tiga strategi. Pertama adalah branding serta pengemasan, kedua adalah komunikasi untuk bisa melayani klien dari berbagai negara dengan bahasa yang baik agar mau melakukan repeat order, dan strategi ketiga adalah inovasi.

Dalam aspek inovasi, Puguh menuturkan bahwa inovasi menjadi aspek kunci. Diferensiasi produk atau dalam bahasa sederhananya menciptakan produk berbeda diperlukan agar karpet tidak sekedar menjadi alas kaki. Karena itu, ia mengatakan Locarpet juga membuat produk karpet untuk di dinding, plafon, lantai, bahkan ring basket.

Locarpet bahkan membuat karpet dari berbagai bahan premium seperti acrylic, wool, dan viscous. Berbagai fitur khusus seperti karpet yang menyala di kegelapan (glow in the dark), ilusi tiga dimensi, bahkan Augmented Reality (AR) turut dihadirkan untuk menarik pembeli.

"Termasuk juga karpet untuk fashion, kemudian coffee table. Berbagai produk ini membuat brand value yang menunjukan karpet bukan cuma bisa digunakan sebagai fungsional, tapi juga media seni yang memiliki nilai jual lebih selain kanvas. Itu added valuenya," jelasnya.

Di sisi lain, Puguh juga membeberkan bahwa usahanya tidak akan berjalan sejauh ini jika tidak dikerjakan dari hati. Menurutnya, bisnis apapun pasti memiliki tujuan akhir menghasilkan keuntungan. Tapi, hal ini dinilainya tidak akan bisa tercapai tanpa kesabaran dan kemauan untuk berinovasi.

Dengan inovasi, Puguh mengatakan bahwa usaha yang dirintis pada akhirnya kelak bisa menciptakan pasar dan tidak melulu mengikuti apa yang diinginkan oleh orang lain.

"Bisnis itu tidak bisa diburu-buru, mending didalami, sukai, pahami, nikmati perjalanannya. Kalau produknya bagus, aku yakin pasar akan mengikuti sendirinya. Kuncinya di produk," pungkasnya.

Sebagai informasi, produk Locarpet Craft sendiri bisa diakses di media sosial lewat Instagram @locarpet_indonesia. Usaha tersebut juga bisa diakses di situs locarpet.com.

Halaman 2 dari 2
(ara/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads