Tak Pernah Kuliah, Mantan Penjaga Pintu Kereta Ini Jadi Direksi Anak Usaha KAI

Tak Pernah Kuliah, Mantan Penjaga Pintu Kereta Ini Jadi Direksi Anak Usaha KAI

- detikFinance
Selasa, 24 Mar 2015 11:37 WIB
Subakir, Direktur Operasi dan Pemasaran KA Log
Jakarta - Subakir, mantan petugas langsir dan penjaga palang pintu kereta api, tidak menyangka bisa menduduki posisi Direktur Operasi dan Pemasaran di PT Kereta Api Logistik (KA Log), anak usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero). Berkarir di KAI mulai dari level pelaksana atau jenjang paling bawah, Subakir hanya memegang ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA).

Oleh karena itu, ketika diminta mengikuti tes seleksi direksi KA Log, Subakir sempat merasa kurang percaya diri alias minder. Ia berpikir, apa mungkin seorang lulusan SMA menjadi direktur?

"Saat saya ikut fit and proper test, ada rasa minder. Saya sama sekali belum pernah duduk di perguruan tinggi," kata Subakir saat ngobrol santai bersama detikFinance di Kantor Pusat KA Log, Stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa (24/3/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah mengikuti seleksi, Subakir dinilai layak karena memiliki skor tertinggi. Akhirnya, Direktur Utama KAI saat itu, Ignasius Jonan, melantik Subakir sebagai direktur KA Log pada Agustus 2014.

"Setelah saya VP Pengedali Kru KA selama 1,5 bulan, kemudian saya dimutasi jadi Dir Ops KA Log bulan Agustus 2014, saat periode terakhir Pak Jonan," jelasnya.

Subakir memegang amanah yang diberikan dengan baik. Ia bekerja tanpa mengenal libur. Subakir memilih tetap bekerja meski memasuki akhir pekan atau tanggal merah.

"Saya sudah pas-pasan di SMA, saya karir seperti ini maka sudah bersyukur. Saya lulusan SMA kemudian jadi Dir Ops, masak turun semangatnya? Kalau teman-teman punya speed 40, paling tidak saya punya 60," jelasnya.

Keluarga pun mendukung profesi Subakir yang bergelut di bidang layanan transportasi kereta. Keluarga Subakir berdomisili di Surabaya, Jawa Timur. Ayah 1 anak ini hanya pulang ke Kota Pahlawan sekitar 1 bulan sekali.

"Saya punya keluarga. Karena saya memiliki tugas yang diemban, kebetulan saya punya kewenangan mengunjungi Surabaya. Meski ada kewenangan ke Surabaya, bukan berarti saya terus bisa kunjungi rumah. Saya pulang ke rumah 1-1,5 bulan sekali," sebutnya.

(feb/hds)

Hide Ads