Sandi mengaku sedih dan terharu melepas jabatannya ini, namun ia meyakini kinerja perseroan akan terus membaik meski dirinya tak lagi memegang kendali di perusahaan investasi tersebut.
"Intinya saya percaya pondasi perusahaan kuat. Jangan bilang perpisahan, tambah sedih, tadi denger Pak Edwin (Edwin Soeryadjaya) terbata-bata saya jadi terharu," ungkapnya dengan nada pelan.
Sandi mengatakan, saat ini kondisi perusahaan dalam keadaan baik, meskipun tahun ini dan tahun-tahun mendatang masih akan banyak tantangan utamanya karena kondisi perekonomian global yang kurang baik. Sandi meyakini perseroan akan mampu melewatinya dengan baik.
"Tahun lalu performance solid, tahun ini banyak tantangan dan turbulensi, bisnis kita besar karena ada opportunity, tongkat estafet saya berikan dalam keuangan yang kuat ditambah dengan begitu banyak peluang usaha dan akan timbul (muncul) di kuartal tida dan empat," jelas dia.
Selepasnya dari Saratoga, Sandi mengaku ingin fokus menjalani kariernya yang baru di bidang politik. Sandi meyakini dengan masuk politik, dirinya akan bisa ikut membangun perekonomian Indonesia ke depan.
"Politik di kewirausahaan dan ekonomi kerakyatan, ke daerah belum ada schedule, mau transisi dulu. Saya harus memulai tradisi baru bahwa ikhtiar yang baru harus ada totalitas jangan setengah-setengah, nanti kayak aji mumpung dekat dengan politik, khawatir ada benturan kepentingan, saya rasa ke depan Indonesia akan baik. Terus terang awam di politik, mudah-mudahan dapat membawa ekonomi kerakyatan di konstituen membantu sisi politik sehingga ekonomi lebih kuat," katanya.
Sebelumnya Sandiaga melepas jabatan komisaris. Kali ini di PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK), perusahaan jasa rekayasa industri.
Sandi melepas berbagai jabatan di beberapa perusahaan tersebut karena ingin fokus pada tugas barunya sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pimpinan Prabowo Subianto.
(drk/hen)