Mulai dari menyampaikan pesan-pesan sukses hingga curahan hati (curhat) soal pekerjaan. Tiko mengaku senang dengan komentar-komentar curhat pegawainya.
"Saya senang (mereka curhat) ini artinya mereka jadi merasa dekat dengan bosnya. Mereka bisa kasih masukan tanpa ada rasa sungkan. Karena memang zaman sudah berubah," kata Tiko kepada detikFinance, akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bilang ke bagian SDM kamu amati, simpan dan cari orangnya ajak ketemu. Jangan dimarahi, ngobrol santai aja. Saya senang dan tidak melarang mereka seperti itu. Kadang ada juga kok yang tanya, pak kapan tokennya pak? ha ha ha," ujar Tiko seraya tertawa.
Lulusan Universitas Indonesia (UI) ini mengaku akun Instagramnya menjadi salah satu sarana agar ia dapat mengetahui keluhan yang dirasakan oleh pegawainya.
"Jadi saya sebagai CEO memang tidak boleh memblokir diri saya dari pegawai. Dengan Instagram ini komunikasi jadi bisa dibuka selebar-lebarnya," ujar dia.
Tiko menceritakan, ada pegawai bagian mikro yang curhat jika dirinya tidak lulus tes untuk menjadi pegawai tetap di Bank Mandiri. Padahal sang pegawai tersebut merasa sudah rajin dan bekerja sangat keras.
"Jadi memang ini bisa jadi masukan juga ke saya, kalau setiap bagian harus dibedakan cara tes-nya. Mungkin untuk yang frontliner bisa tetap dan untuk mikro standarnya diturunkan dan kuotanya diperlebar karena memang beda cara bekerjanya," jelas dia.
Tiko menjelaskan setiap postingan di akun Instagramnya harus memiliki feel dan menarik.
"Saya pernah posting soal baju pegawai yang di Papua tulisannya 'Pergi karena SK pulang karena cinta' wah itu ramai banget. Mereka nggak nyangka, itu diposting sama bos nya, mereka senang banget," jelas dia.
Menurut Tiko saat ini memang zaman telah bergeser banyak pegawainya yang ingin mengetahui keseharian pimpinannya. Ini karena memang sudah tak ada lagi sekat kedekatan antara atasan dan bawahan. (kil/zlf)