Jim Simons, Si Ahli Matematika yang Kaya Raya

Kisah Inspiratif

Jim Simons, Si Ahli Matematika yang Kaya Raya

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 26 Feb 2019 08:33 WIB
Kisah Inspiratif Jim Simons. Foto: Wikipedia
Jakarta - James Harris Simons atau Jim Simons atau yang biasa dikenal sebagai "Quant King" adalah salah satu miliarder terkemuka di dunia yang punya kisah inspiratif. Selain dikenal sebagai orang kaya, pria ini juga diketahui sebagai orang yang pintar hitung-hitungan.

Melansir Investopedia, Jim Simons berada di peringkat ke-67 dalam daftar miliarder Forbes dan peringkat ke-32 dalam daftar miliarder AS pada tahun 2015.

Kekayaan Jim Simons sendiri pda 2014 terhitung mencapai US$ 1,1 miliar. Lalu pada Februari 2016 kekayaan pribadinya meningkat menjadi US$ 15,5 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jim Simons lahir pada tahun 1938 di Brookline, Massachusetts. Sejak kecil dia sangat cinta pada ilmu matematika. Pada usia 14, Simons bekerja di toko peralatan kebun sebagai penyapu lantai. Namun, ia memiliki rencana ambisius untuk menjadi ahli matematika di MIT (Massachusetts Institute of Technology).

Pada tahun 1955, Simons diterima di MIT dan mengambil jurusan matematika. Setelah lulus, Simons belajar di University of California, Berkley, untuk gelar doktor di bidang matematika. Dia menerima gelar doktor pada usia 23 tahun pada 1961. Setelah itu, dia melanjutkan mengajar matematika di MIT dan Harvard.


Kemudian Institut Analisis Pertahanan (IDA) merekrut Simons pada tahun 1964, di mana ia memainkan peran kunci sebagai pemecah kode.

Simons meninggalkan IDA setelah empat tahun dan kemudian menjadi ketua departemen matematika di Stony Brook University. Di sana dia membantu mengembangkan peran kunci dalam matematika dan fisika. Baru pada 1978 ia mulai menggali keuangan.

Meskipun sudah memiliki karir yang sukses sebagai ahli matematika dan pemecah kode utama untuk IDA, Jim Simons memutuskan untuk mengejar karir di bidang keuangan.

Pada tahun 1978, ahli matematika itu memulai hedge fund Monemetrics, yang merupakan pendahulu dari perusahaannya saat ini, Renaissance Technologies.

Simons tidak berpikir untuk menerapkan matematika pada perusahaan lindung dana itu pada awalnya. Namun, seiring waktu, ia menyadari bahwa ia dapat menggunakan model matematika dan statistik untuk menginterpretasikan data.

Pada tahun 1988, Simons memutuskan untuk hanya menggunakan analisis kuantitatif untuk memutuskan perdagangan mana yang akan dimasuki.


Simons hanya mencari ahli dalam matematika, analisis data, dan banyak bidang lain yang berhubungan dengan ilmiah untuk bekerja dengannya di perusahaan tersebut. Simons mengisi perusahaan itu dengan para programer, matematikawan, fisikawan, dan kriptografer. Perusahaan berkembang karena rumus matematika yang rumit yang dikembangkan para ilmuwan ini.

Simons yang memiliki pengaruh besar di dunia ilmiah juga ikut mendirikan Yayasan Simons bersama istrinya, Marilyn Simons, di New York City, pada tahun 1994.

Yayasan Simons dikhususkan untuk mendukung penelitian ilmiah, pendidikan, dan kesehatan. Simons telah menyumbangkan lebih dari US$ 1 miliar dari kekayaannya untuk tujuan iti dan juga untuk mendukung penelitian autisme. Selain itu, Simons mendirikan Matematika untuk Amerika, yang bertujuan untuk mendorong guru matematika dan sains tetap berperan dan memajukan kemampuan mengajar mereka. (das/ang)

Hide Ads