Berawal dari Tukang Cukur, Imigran China Ini Jadi Legenda di Penang

Berawal dari Tukang Cukur, Imigran China Ini Jadi Legenda di Penang

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 23 Jan 2020 07:30 WIB
Foto: Istimewa/House of Yeap Chor Ee

Gelombang migran ini menjadi dasar dari wilayah yang disebut Penang saat ini, dengan mayoritas penduduk Cina. Laki-laki bekerja apa pun yang mereka kuasai, banyak di antaranya sebagai buruh kontrak, sampai mereka dapat membayar utang biaya kepergian mereka dari Tiongkok.

Sementara kaum wanita kurang beruntung, kata Daryl Yeap. Hanya 2% dari migran baru adalah perempuan. Beberapa dijual oleh orangtua mereka, ada juga yang diculik untuk menjadi pelacur di Penang dan di tempat lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nasib perempuan migran saat itu sangat mengkhawatirkan, tapi tidak dengan istri keempat Yeap Chor Ee yang termuda, Lee Cheng Kin. Lee berpendidikan, suatu hal yang jarang bagi wanita pada masa itu.

Pada awalnya, Lee enggan menikahi Yeap Chor Ee yang berusia 30 tahun lebih tua darinya, dia memilih menjadi asistennya karena kemampuannya membaca. Dia akhirnya menjadi ibu pemimpin klan Yeap dan menjaga bisnis dan rumah tangga.

ADVERTISEMENT

Ketika Yeap Chor Ee mendekati usia 80 tahun, tanah miliknya, termasuk aset properti dan perbankan, diperkirakan bernilai 100 juta dolar Malaysia, setara dengan US$ 463 juta, atau jika dirupiahkan mencapai Rp 6,29 triliun (kurs Rp 13.600).

Kebijakan kewajiban memberikan tanah dilakukan oleh pemerintah Inggris pada tahun 1940 untuk mendanai Perang Dunia Kedua. Hal itu menyebabkan kepanikan besar bagi-bagi orang etnis China saat itu. Harta mereka menjadi rejeki nomplok bagi pemerintah kolonial.

Sebagai tanggapan, Yeap mendirikan dua bangunan perwalian, satu di antaranya rumah keluarga di Penang, Homestead, properti lainnya untuk amal, dan yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan anak cucunya.

Dia juga menyumbangkan 250.000 dolar Malaysia untuk mendirikan Universitas Malaya, lembaga pendidikan tinggi pertama yang berstatus universitas di negara itu.

Homestead sendiri merupakan sebutan bagi sebuah rumah besar di tepi laut di sepanjang pantai timur laut Pulau Penang. Rumah itu dipercayakan kepada sebuah yayasan pendidikan pada tahun 2006 dan sekarang menjadi kampus Universitas Terbuka Wawasan.



Simak Video "Mengharukan, Keluarga Wastirah Sukarela Asuh Sanudin yang Lumpuh"
[Gambas:Video 20detik]

(das/fdl)

Hide Ads