Makin tenar, Gary mulai fokus menggunakan media sosial untuk menumbuhkan bisnis dan mereknya. Dia mulai menjadi pengguna Twitter yang sangat aktif. Saat membuka akun Twitter, Gary membangun audiensi lebih dari 1,3 juta orang. Kerja keras Gary telah menyempurnakan mesin pembuat konten.
Setelah keberhasilannya dengan WineLibrary di banyak platform media sosial, Gary memulai hal yang baru bersama saudaranya. Dia membentuk VaynerMedia, sebuah agensi pemasaran digital. Dia ingin memanfaatkan keahliannya dalam membuat konten sebagai komoditas untuk dijual.
VaynerMedia adalah agen global layanan lengkap. Bahkan sudah memiliki klien-klien besar seperti Chase, PepsiCo, Hulu, Toyota, Johnson, Shell, Green Mountain Coffee, NBA, dan banyak lagi. Gary dan saudaranya menyediakan layanan berupa strategi mendongkrak nama di media sosial. Ada juga VaynerMentors, alias layanan konsultasi premium yang membantu pertumbuhan dan skala bisnis.
Gary mendirikan VaynerMedia pada tahun 2009. Sekarang dia memiliki lebih dari 600 karyawan di seluruh dunia. Pada 2016, agensi itu meraup pendapatan US$ 100 juta berkisar Rp 1,4 triliun.
Merasa dirinya sebagai influencer, Gary pun mulai jadi pembicara alias motivator dan berkeliling ke seluruh negeri setiap tahunnya. Dia mengenakan biaya sebanyak US$ 100 ribu atau berkisar Rp 1,4 miliar untuk sekali presentasi.
Kekayaan pribadi Gary sendiri berkisar di angka US$ 160 juta atau berkisar Rp 2,24 triliun, dan diproyeksikan akan segera mencapai US$ 200 juta alias Rp 2,8 triliun. Dia juga mulai berinvestasi di perusahaan teknologi besar seperti Facebook, SnapChat, Tumblr, dan Twitter.
Simak Video "Mengharukan, Keluarga Wastirah Sukarela Asuh Sanudin yang Lumpuh"
[Gambas:Video 20detik]
(ang/ang)