Li Xiting merupakan pria kelahiran China yang menjadi orang terkaya kedua di Singapura. Predikat itu disematkan menurut daftar orang terkaya Singapura Forbes 2020.
Forbes mencatat kekayaan bersih Li terakhir mencapai US$ 17,8 miliar atau setara Rp 261,66 triliun (kurs Rp 14.700).
Mengutip Vulcan Post, pandemi COVID-19 telah menghancurkan perekonomian negara-negara di seluruh dunia dan menyebabkan resesi global. Dampaknya menimbulkan kerugian ekonomi hingga badai pengangguran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Janda Steve Jobs 'Diserang' Trump |
COVID-19 telah memberikan hantaman paling dalam terhadap industri pariwisata dan penerbangan. Namun masih ada industri yang masih bisa bertahan dan bahkan semakin berkembang seperti e-commerce dan perawatan kesehatan.
Tidak heran jika pengusaha di sektor itu tengah menikmati bisnis yang berkembang pesat sejak wabah COVID-19 muncul. Salah satunya Li Xiting. Dia adalah satu pendiri dan CEO Shenzhen Mindray Bio-Medical Electronics.
Pada 3 April, Bloomberg Billionaires Index melaporkan bahwa pria berusia 69 tahun itu kekayaan bersihnya telah bertambah US$ 3,5 miliar. Atau kekayaannya bertambah US$ 1 miliar per bulan atau sekitar Rp 14,7 triliun.
Kenaikan jumlah kekayaan itu bahkan melebihi penambahan harta pendiri Amazon Jeff Bezos, yang kekayaanya bertambah US$ 3,4 miliar.
Xiting juga tercatat sebagai orang terkaya ke-80 di dunia, dengan total kekayaan bersih US$ 17,5 miliar. Ini juga membuatnya menjadi orang Singapura terkaya, dengan pendiri Nippon Paint Goh Cheng Liang berada di urutan kedua dengan kekayaan bersih US$ 15,3 miliar.
Xiting memiliki gelar sarjana fisika dari University of Science and Technology of China. Ia juga bekerja sebagai peneliti di berbagai institut di China dan Prancis.
Setelah menghabiskan waktu empat tahun bekerja di sebuah perusahaan peralatan medis di Shenzhen, ia mendirikan perusahaan teknologi medis Mindray pada tahun 1991, bersama dengan pendiri Xu Hang dan Cheng Minghe.
Kekayaan Xiting bertambah seiring dengan ledakan permintaan peralatan medis, terutama ventilator, ketika negara-negara di seluruh dunia bergulat dengan virus corona. Karena pandemi, ventilator telah menjadi komoditas langka secara global, dan banyak negara berebut untuk mendapatkan perangkat tersebut.
Selain itu, tidak seperti peralatan medis lain seperti masker yang dapat dibuat secara massal di pabrik, memproduksi ventilator sangat teknis. Alat ini membantu pasien bernafas, dan sangat penting dalam merawat pasien COVID-19 yang paru-parunya rusak.
Shenzhen Mindray Bio-Medical Electronics adalah penyedia global perangkat dan solusi medis, termasuk ventilator. Menurut situs perusahaan, produk dan layanannya dapat ditemukan di fasilitas perawatan kesehatan di lebih dari 190 negara dan wilayah.
Produk lain yang dia jual termasuk sistem pemantauan kesehatan, defibrilator, mesin anestesi, dan sistem infus.
(das/ara)