Sebagai seorang imigran, Altrad menyadari tidak ada pekerjaan yang langsung membuat dirinya tajir melintir. Apalagi dirinya seorang imigran Arab yang pada umumnya di Prancis selalu mendapatkan pekerjaan dengan bayaran rendah.
Contoh pekerjaannya adalah membersihkan jalan-jalan atau mengelola jalur perakitan pabrik. Pekerjaan itu adalah yang biasa ditolak oleh sebagian besar penduduk asli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Singkat cerita, setelah menyelesaikan gelar sarjananya di Montpellier, dia langsung terdaftar di Ph.D program dalam ilmu komputer, dan pindah ke Paris. Di sana, dia bekerja paruh waktu sambil belajar dan mendapatkan pekerjaan sebagai insinyur tingkat pemula dengan Compagnie GΓ©nΓ©rale d'ElectricitΓ©.
Pada tahun 1980, tidak lama setelah menyelesaikan gelar Ph.D-nya, ia melihat sebuah lowongan pekerjaan di Le Monde oleh pemerintah Abu Dhabi. Dia tertarik dengan prospek kembali ke Timur Tengah dan dipekerjakan di departemen informasi dan teknologi pada Perusahaan Minyak Nasional Abu Dhabi.
Abu Dhabi memainkan bagian penting dalam kebangkitan kehidupan Altrad. Dia bekerja untuk Abu Dhabi National Oil Company sebelum mendirikan Grup Altrad.
Dia menghabiskan hampir empat tahun di Abu Dhabi bersama istri dan dua anaknya. Pekerjaannya merancang jaringan telekomunikasi untuk komunikasi antara orang-orang di anjungan minyak lepas pantai dan di darat.
Sekembalinya ke Prancis pada 1985, Altrad memutuskan untuk membeli perusahaan mesin konstruksi yang nyaris bangkrut. Walau tak tahu bagaimana bisnis baru tersebut, bersama kawan lamanya Richard Alcock yang ia kenal saat masih di Abu Dhabi, Altrad mengakuisisi 90% saham perusahaan tersebut.
Mohed Altrad cukup jeli dalam menangkap peluang bisnis. Meski hanya berjualan mesin perancah bangunan (scaffolding), Altrad akhirnya sukses hingga berhasil masuk dalam daftar orang kaya dunia.
Dengan jiwa bisnis yang agresif, perusahaan mesin perancah yang nyaris bangkrut itu mampu disulap Altrad menjadi sebuah entitas bisnis raksasa dengan wilayah operasi di berbagai belahan dunia.
Berkat kerja kerasnya, Altrad menjadi nakhoda sebuah perusahaan dengan produk andalannya yakni mesin perancah bangunan dan pencampur semen (cement mixer).
Grup Altrad sekarang setidaknya telah mempekerjakan 17.000 orang di 100 negara di seluruh dunia. Perusahaan bahkan telah menjalin 170 afiliasi di seluruh dunia termasuk UAE, Oman, dan Arab Saudi, dengan keuntungan tahunan sebesar US$ 200 juta.
Nama Mohed Altrad kini tak bisa dilepaskan dari Altrad Group, konglomerasi yang bergerak di bidang peralatan konstruksi dan industri. Lewat bisnisnya yang menggurita, Mohed Altrad masuk ke golongan jet set dengan kekayaan pribadi sekitar US$ 2,5 miliar.
(hek/ara)