Siapa yang tak tahu raksasa farmasi di Indonesia, Kalbe Farma? Adalah Boenjamin Setiawan, sosok di balik berdirinya perusahaan tersebut. Dia memulai bisnisnya dari sebuah garasi yang dijadikannya pabrik salep obat panu.
Boenjamin mendirikan Kalbe pada 1966. Pria kelahiran 1943 yang juga seorang dokter ini, tidak pernah berpikir bakal membangun perusahaan yang saat ini berskala besar, dan menjadikannya orang terkaya nomor 8 di Indonesia versi Forbes 2020.
Boenjamin pernah bercerita soal awal mula bisnisnya dimulai, yakni ketika dia kembali dari Amerika Serikat (AS), usai menyelesaikan pendidikan dokternya pada tahun 1961.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun 1961 saya kembali dari sekolah di AS. Saya datangi pengusaha farmasi sukses yaitu Wim Kalona pemilik PT Dupa. Pada masa itu minta dana Rp 30 juta untuk penelitian jamu-jamuan obat kencing manis dan tekanan darah," ungkap Boenjamin, dalam acara Tanoto Entrepreneurship Series, yang digelar Tanoto Foundation, di Auditorium Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Jumat (30/10/2015).
"Pak Win bilang, kalau saya lakukan penelitian ya harus dirikan industri farmasi. Jadi tidak pernah sengaja mimpi bikin perusahaan farmasi," sambungnya.
Awal perjalanan bisnis dokter bidang farmakologi tersebut rupanya tidak langsung berhasil. Tahun 1963 dia mengajak temannya, dokter biologi.
"Semua anak-anak muda di bawah 30 tahun. Hari Minggu mau kerja bikin salep. Lalu modal menipis dan usaha itu terpaksa tutup," kata Boenjamin.
Tidak menyerah, Boenjamin kemudian mendapat kesempatan kedua untuk kembali membangun bidangnya. Di sinilah cikal bakal Kalbe Farma dimulai.
"Lalu saya usaha lagi. Saya ajak dokter farmakologi, Jan Tan berencana berangkat ke Belanda. Tapi batal karena kemudian kakak saya menyarankan terus saja berusaha buat pabrik obat. Kakak saya dokter gigi, kakak perempuan lain juga dokter. Kami patungan masukkan dana buat pabrik di sebuah bengkel milik salah seorang pasien kakak saya. Sama-sama mendirikan perusahaan yang namanya Kalbe Farma," paparnya.
Lihat juga Video: Harta Elon Musk Kini Tembus Rp 4.000 Triliun!