Dalam catatan detikcom pada 2014 yang mengutip Forbes, kekayaan Al Amoudi US$ 15,3 miliar atau sekitar Rp 214 triliun (kurs Rp 14.000). Melihat catatan di Forbes, kekayaan Al Amoudi menurun drastis dari pada 2015 menjadi US$ 10,8 miliar, turun lagi di 2016 US$ 8,3 miliar, dan 2017 menjadi US$ 8,1 miliar.
Namun, untuk 2022 ini kekayaannya tercatat sebesar US$ 6,45 miliar atau setara Rp 90 triliun. Angka ini juga diketahui mengalami penurunan dari kekayaan 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip dari Billionaires Africa, kekayaan Al-Amoudi turun US$ 855 juta pada 2021 akibat dari penurunan berkelanjutan dalam penilaian aset industrinya. Akibatnya kekayaan bersihnya turun dari US$ 7,56 miliar pada 2020 menjadi US$ 6,71 miliar pada 2021.
Lalu terjadi lagi penurunan sebanyak 268 juta pada awal 2022. Hingga akhirnya catatan Februari ini kekayaan Al Amoudi menjadi US$ 6,45 miliar. Penurunan kekayaan ini dikaitkan dengan revaluasi aset industrinya, terutama sahamnya di Preem, kilang minyak terbesar Swedia, dan Svenska Petroleum Exploration, perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas lain yang berbasis di Swedia.
Investasinya saat ini di Preem dan Svenska masing-masing bernilai US$ 1,66 miliar dan US$ 720 juta. Sementara itu, aset lainnya, termasuk Midroc Gold dan Okote Gold yang berbasis di Ethiopia, masing-masing bernilai US$ 1,13 miliar dan US$ 993 juta.
(ara/ara)