Kisah John D. Rockfeller, Pebisnis Legend Dengan Strategi 'Gelap'

Kisah John D. Rockfeller, Pebisnis Legend Dengan Strategi 'Gelap'

Ilyas Fadilah - detikFinance
Senin, 27 Jun 2022 07:30 WIB
John D. Rockefeller
John D. Rockefeller/Foto: Dok. Wikipedia
Jakarta -

John Davison Rockefeller atau sering disebut John D. Rockefeller merupakan miliarder tersohor dari Amerika Serikat (AS). Ia juga dikenal sebagai raja minyak AS yang sangat piawai dalam mengelola bisnis.

Pria kelahiran tahun 1839 ini merupakan pendiri dan pemilik Standard Oil, salah satu perusahaan kilang minyak terbesar di AS. Bahkan perusahaan ini sempat menjadi salah satu yang terbesar di dunia.

John lahir di sebuah desa pertanian miskin dekat Richford, New York, AS. Saat remaja berusia 16 tahun ia sudah bekerja sebagai ahli pembukuan di perusahaan perdagangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menghabiskan beberapa tahun di perusahaan itu, mengurusi transaksi transportasi yang cukup rumit. Sektor transportasi kereta api abad ke-19 masih kacau terutama terkait jadwal pengiriman.

John mulai mengembangkan kariernya sebagai seorang pebisnis saat menginjak usia 20 tahun, atau sekitar tahun 1859. John bersama tetangganya Maurice Clark mendirikan perusahaan kemitraan dengan investasi awal sebesar US$ 4.000.

ADVERTISEMENT

Keduanya mulai menghasilkan profit yang lumayan besar sebagai pedagang komisi, yakni sekitar US$ 4.400 pada tahun 1860. Setahun berselang, keuntungan keduanya bertambah lebih dari dua kali lipat menjadi US$ 17.000.

Tahun-tahun muda seorang John Rockefeller merupakan tahun-tahun emas pengilangan minyak. Terlebih lagi setelah minyak ikan paus mulai ditinggalkan, setelah seorang ilmuwan pada tahun 1859 menerapkan teknik penggalian sumur memicu demam emas hitam, alias minyak bumi menjalar di Pennsylvania.

Melihat peluang besar tersebut, pada tahun 1863 John Rockefeller membeli kilang minyak di Cleveland. John sendiri sangat terobsesi membuat usahanya efisien, salah satu langkah pertamanya adalah membuat barrel-barrel minyak dengan menggunakan kayu. Hal tersebut berhasil memurahkan alokasi untuk barel bahkan hingga setengah kali lebih murah daripada pesaingnya.

Dengan tangan dinginnya John berhasil membuat perusahaannya menjadi penyuplai minyak nomor 1, bahkan berhasil memonopoli pasar minyak saat itu. Hal tersebut tak mudah dilakukannya, dia pun harus menjegal Clark mitra usaha pertamanya pada perusahaan mitranya untuk merebut keuangan perusahaan. Tidak sampai di situ kecerdikannya terus berlanjut dengan berkolaborasi dengan pihak pemerintah setempat.

Namun bisnisnya berhasil digoyang oleh Pemerintahan AS. Lanjut ke halaman berikutnya.

Tahun 1870 perusahaan minyaknya direorganisasi menjadi Standard Oil Company of Ohio. Di sana dia menggandeng Pennsylvania Railroad sebagai penyedia jasa pengangkutan minyak-minyaknya. Dari situlah dia bisa memonopoli harga, karena Pennsylvania Railroad telah mengorganisir kumpulan kereta api di sekitar Ohio untuk mengangkut hasil minyak Standard Oil saja.

Sejak saat itu John berhasil menjadi salah satu pebisnis yang disegani. Bahkan Standard Oil perusahaannya berhasil menguasai 90% industri minyak di penjuru Amerika Serikat. Dirinya pun dengan berani mengontrol pasar demi membuat pesaingnya ada yang bangkrut dan perusahaannya diambil alih ke tangan John Rockefeller.

Di tengah buasnya strategi seorang John Rockefeller, namun dirinya selalu menyangkal bahwa tujuan bisnis ini adalah untuk menghasilkan uang saja. Dia bersikeras bahwa dirinya menghasilkan uang untuk kebaikan umat manusia.

Dia melihat pembangunan kekaisarannya sebagai kontribusi untuk tujuan itu, dan memang benar bahwa secara dramatis perusahaannya berhasil mengurangi harga bahan bakar untuk konsumen biasa dengan monopolinya.

Namun sayang seribu sayang, strategi gelap seorang John Rockefeller justru berhasil dihancurkan saat pemerintahan Theodore Roosevelt dengan ketransparanan dan kepercayaannya menggugat Standard Oil atas segala kesalahannya.

Singkat cerita pemerintah AS saat itu berhasil memenangkan gugatan, dan akan membubarkan Standard Oil dan memecah perusahaan tersebut menjadi 34 perusahaan kecil agar persaingan kembali terjadi.

Sejak saat itu Rockefeller mulai pensiun dan di usia tuanya. Dia memilih menjadi seorang dermawan dan kepala keluarga yang baik.
Setidaknya meskipun dalam berusaha dia selalu menggunakan cara yang gelap, kini dia menerangi banyak orang dengan kedermawanannya. Salah satunya adalah dengan mendirikan Yayasan Rockefeller pada tahun 1913, dan menjadi salah satu badan amal terbesar dan terbaik di dunia.

John meninggal di usia 97 tahun di Florida dan telah memenuhi salah satu dari dua cita-citanya dulu. Saat muda, ia ingin hidup sampai 100 tahun dan menghasilkan US$ 100.000. Dan sekarang, keluarga Rockefeller dikenal sebagai salah satu dinasti paling kaya di dunia.



Simak Video "Mengharukan, Keluarga Wastirah Sukarela Asuh Sanudin yang Lumpuh"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads