Bankman-Fried tidak menyerah dan malah melihat masalah yang dia hadapi sebagai peluang. Akhirnya dia memiliki konsep sendiri untuk membangun lagi perusahaannya.
"Jadi sepertinya ada celah besar dan ruang yang cukup besar di pasar. Saya pikir kami bisa melakukan yang lebih baik. Saya ingin menggabungkan pembeli, penjual, dan pertukaran," jelasnya.
"Kami meluncurkan FTX pada musim semi 2019 dan membangunnya dari nol hingga saat ini sebagai pertukaran mata uang kripto global terbesar keempat yang berbasis di luar China," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bankman-Fried sendiri terkenal sebagai pemuda yang hobi beramal. Bahkan melalui perusahaannya, FTX dikonsepkan agar bisa uang yang masuk juga disalurkan ke yayasan yang membutuhkan. Awalnya, pendapatan 1% disalurkan untuk amal.
Kemudian, program amal itu juga bisa dilakukan oleh para investor dengan tujuan amal yang bisa dipilih sendiri. Dengan program itu, Bankman-Fried tidak menyangka penggunanya telah mengumpulkan dana amal hingga US$ 5,6 juta.
"Kami berpikir, apakah ada langkah konkret publik yang bisa segera kami lakukan? Intinya adalah untuk membuat orang terlibat dalam proses amal. Jadi misalnya, pengguna dapat membantu memilih ke mana uang yayasan kami pergi," tutupnya.
Simak Video "Mengharukan, Keluarga Wastirah Sukarela Asuh Sanudin yang Lumpuh"
[Gambas:Video 20detik]
(das/das)