Dalam sejarah perusahaan, Johnson menjadi wanita pertama yang menduduki kursi direksi ataupun CEO. Meskipun proses yang dilaluinya pun juga tidak instan.
Pada tahun pertamanya sebagai CEO saja, Johnson meningkatkan keuntungan Fidelity menjadi lebih dari US$ 5 miliar untuk pertama kalinya dalam sejarahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Johnson juga dikenal sebagai pemimpin yang mengedepankan kesetaraan gender dalam perusahaan. Berkat programnya, kini Fidelity juga mempekerjakan wanita antara umur 14 sampai 22 tahun, yang akan didorong agar mahir dalam bidang jasa keuangan.
Johnson juga merupakan wanita pertama yang menjabat di dewan Financial Services Forum atau Forum Layanan Keuangan, sebuah organisasi kebijakan dan advokasi ekonomi non-partisan yang keanggotaannya terdiri dari CEO dari delapan lembaga keuangan terbesar yang berbasis di AS.
Di balik sisi Johnson yang ambisius dalam bekerja, dia memang sosok yang jauh dari media. Jarang dirinya juga berbicara di depan umum. Meski begitu, diam-diam Johnson merupakan sosok yang senang membagikan sebagian kekayaannya.
Menurut keluarganya, Johnson dikenal sebagai dermawan yang banyak berkontribusi pada berbagai organisasi nirlaba di Boston, bersama dengan Harvard dan Institut Seni Kontemporer.
Selain gemar menyumbangkan sebagian kekayaannya. Johnson juga kerap kali menyumbangkan dukungannya di bidang politik. Pada 2016, diketahui Johnson menggelontorkan US$ 2.700 untuk kampanye kepada calon presiden dari Partai Republik Jeb Bush.Tak lama setelah itu, dia menyumbang sekitar US$ 330.000 untuk kampanye Hillary Clinton dan Komite Nasional Demokrat.
Lihat juga video 'Saham Mark Zuckerberg Merosot, Kini Tak Masuk Daftar 10 Orang Terkaya':
(ada/dna)