Sosok Bambang Hartono, Manusia Rp 300 T yang Doyan Makan di Kaki Lima

Sosok Bambang Hartono, Manusia Rp 300 T yang Doyan Makan di Kaki Lima

Aulia Damayanti - detikFinance
Sabtu, 24 Sep 2022 19:30 WIB
Bambang Hartono, bos Grup Djarum, menjadi nasabah BRI karena dapat bonus pemerintah setelah meraih medali di Asian Games 2018. Dia salah satu pemilik BCA.
Sosok Bambang Hartono, Manusia Rp 300 T yang Doyan Makan di Kaki Lima/Foto: Dok Detikcom

Dalam unggahan itu, Bambang Hartono pun tersorot hanya menggunakan kaos berkerah polos warna hijau. Tidak ada pakaian yang mungkin terlihat mewah.

Kisah perjalanan Bambang Hartono dan keluarganya membangun bisnis diketahui tidak mudah. Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono dahulu ditinggal ayah mereka; Oei Wie Gwan, pada usia yang cukup muda, yakni 23 dan 24 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada saat itu, ayahnya sudah memiliki usaha pabrik rokok kretek bernama Djarum yang telah dijalankan sejak 21 April 1951 oleh ayah mereka. Sepeninggalan ayahnya, bisnis Djarum harus dilanjutkan oleh kedua bersaudara itu.

Namun, tidak mudah juga perjalanannya. Mereka berdua harus melanjutkan perjuangan PT Djarum dengan kondisi mengenaskan. Pabrik rokok tersebut terbakar di tahun yang sama dan meninggalkan PT Djarum dalam kesulitan keuangan.

ADVERTISEMENT

Hartono bersaudara pun melanjutkan usaha pabrik rokok yang ada di kota Kudus, Jawa Tengah tersebut pada masa mudanya. Berkat naluri bisnis dan ketekunan mereka, Hartono bersaudara akhirnya berhasil membawa perusahaan ini ke posisi yang lebih bergengsi sebagai salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia.

Pada tahun 1970-an, Djarum sukses menjadi salah satu pemasok rokok cengkeh terbesar di dunia. Pada tahun 1972, Djarum mulai mengeskpor produk rokoknya ke luar negeri. Tiga tahun kemudian Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi menggunakan mesin, diikuti merek Djarum Super yang diperkenalkan pada tahun 1981.

Djarum terus mendulang kesuksesan melalui bisnis tembakau sebelum akhirnya mengalami masa suram saat krisis keuangan 1998. Setelah krisis keuangan Asia pada tahun 1998, Hartono bersaudara melirik peluang pada bisnis lain dan akhirnya membeli sebagian saham Bank Central Asia (BCA) bersama dengan Grup Lippo saat itu.

Keluarga Hartono membeli saham di BCA, setelah keluarga kaya lainnya, Salim, kehilangan kendali atas bank itu selama krisis ekonomi Asia 1997-1998. Lantaran kinerja terus memberikan hasil positif, Djarum pun menambah porsi kepemilikan di bank terbesar di Indonesia tersebut hingga akhirnya kini memiliki porsi saham mayoritas.

Sampai saat ini gurita bisnis Hartono bersaudara tersebut berkembang, mulai dari peralatan elektronik, properti, perkebunan hingga teknologi informasi dan game online.

Selama lima tahun terakhir, Djarum Group telah bergerak ke sektor ritel online yang tumbuh cepat, mengakuisisi Kaskus, Infokost, Blibli, hingga Bolabob, Mindtalk, DailySocial, Kincir, dan Opini. Grup ini juga memiliki saham pengendali di agensi pemasaran digital Merah Cipta Media. Hartono bersaudara juga memiliki investasi di startup game Razer di Singapura.

Djarum tetap menjadi produsen rokok terbesar di Indonesia bersama dengan Sampoerna dan Gudang Garam. Meski regulasi tentang rokok semakin ketat, tetap saja Hartono bersaudara masih terus mendominasi takhta orang terkaya di Indonesia lantaran juga menguasai pangsa pasar di lini bisnis yang lain.


(ada/fdl)

Hide Ads