Sosok Bos Gudang Garam yang Dilaporkan OCBC NISP Gegara Nunggak Utang Rp 232 M

ADVERTISEMENT

Sosok Bos Gudang Garam yang Dilaporkan OCBC NISP Gegara Nunggak Utang Rp 232 M

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Jumat, 10 Feb 2023 16:48 WIB
Susilo Wonowidjoj
Bos Gudang Garam Susilo Wonowidjojo/Foto: dok. Forbes
Jakarta -

Bos PT Gudang Garam Tbk, Susilo Wonowidjojo, dilaporkan ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri oleh Bank OCBC NISP. Pelaporan itu dilakukan atas dugaan tindak pidana pemalsuan surat, penipuan dan pencucian uang hingga Rp 232 miliar.

Menanggapi hal ini, salah satu perusahaan rokok Tanah Air ini pun akhirnya buka suara. Corporate Secretary Gudang Garam, Heru Budiman mengatakan gugatan tersebut tidak ada kaitannya dengan perusahaan.

"Perseroan dengan ini mengklarifikasi bahwa perihal perkara tersebut di atas tidak berkaitan dengan Perseroan," kata Heru dalam keterangan tertulis di keterbukaan BEI, Jumat (10/2/2023).

Namanya ikut terseret kasus kredit macet Rp 232 miliar Bank OCBC NISP, diketahui bahwa Susilo Wonowidjojo merupakan salah satu konglomerat paling kaya di RI. Kekayaannya ini ia dapatkan dari meneruskan bisnis keluarganya yang memproduksi rokok Gudang Garam.

Berdasarkan catatan Forbes Indonesia's 50 Richest 2022, kekayaan bos rokok ini mencapai US$ 3,5 miliar atau setara Rp 52,5 triliun. Dengan kekayaannya ini ia berhasil menempati peringkat ke-14 sebagai orang terkaya di RI.

Surya Wonowidjojo sang ayah, merupakan pendiri Gudang Garam pada 1958. Saat ini Susilo menduduki posisi Presiden Direktur sejak 2009 dan saudara perempuannya Juni Setiawati merupakan presiden komisaris.

Saat itu Gudang Garam hanya memproduksi rokok lintingan dari daun jagung. Ayah Susilo berupaya keras untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pabrik itu dan akhirnya berkembang pesat. Pelan-pelan karyawan mulai direkrut dan Gudang Garam menguasai perkebunan tembakau. Pada 1966 Gudang Garam menjadi pabrik rokok kretek terbesar pada 1966.

Pada 1985, ayah Susilo meninggal dunia. Saat itu Gudang Garam sudah menguasai pasar rokok di Indonesia. Tahta turun kepada kakak Susilo yakni Rahman Halim. Susilo saat itu menjabat sebagai direktur.

Susilo sangat pandai, ia sering membuat terobosan baru misalnya mengembangkan mesin khusus yang memproduksi rokok kretek.

Pada 2008 sang kakak meninggal, Susilo mengambil alih kepemimpinan di Gudang Garam. Di bawah kendali Susilo, Gudang Garam semakin jaya sebagai produsen rokok terbesar di Indonesia. Gudang Garam juga merambah pasar internasional. Saat ini jumlah karyawan Gudang Garam sudah mencapai puluhan ribu.

(fdl/fdl)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT